Selasa, 26 Julai 2011

Mutiara di Samudera Hati.



Bismillaahirrahmaanirrahii​m

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sahabat hati…

Masihkah setia di sana… menyimak untaian kata yang kami rangkai menjadi kalimat yang menggugah inspirasi dan membangkitkan jiwa…

Sahabat…ini adalah goresan pena kami, yang mewakili luapan rasa dan asa kami selama bersama dengan kalian.. semoga ini akan menambah eratnya jalinan ukhuwah antara kita…

★♥•*¨`*•. (¯`v´¯) (¯`v´¯) .•*¨`*• ♥★
|:.♥ .:|:. ♥:.|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥ .:|:. ♥|

Sebuah tempat singgah sekedarnya berhasil kutata. Dindingnya hanya untaian fikir yang mampu kurangkai, atapnya hanya sedikit goresan hati yang berani kuungkap, perabotnya hanyalah rentetan cerita yang tak sesempurna kisah para shahabiyah. Aku bukanlah arsitek ulung, bukan pakar perangkai kata, bukan penulis ideal, dan bukan pula pemikir hebat.


Kesan pertamaku mungkin pernah membuatmu terpesona, tapi belum tentu kesan selanjutnya. Kehadiranku mungkin pernah kau nantikan, tapi aku tahu ada yang lebih layak untuk kau nantikan. Aku mungkin pernah menginspirasimu, tapi sesungguhnya kau sendirilah yang lebih pandai menggali inspirasi. Mungkin beberapa ceritaku sempat membuatmu terbuai, tapi sesungguhnya ada banyak kebun hikmah di jagad dunia yang lebih membuatmu terhanyut akan maknanya, selama kau bisa melihatnya dengan mata hati dan fikirmu.

Sahabat….

Kau tahu, aku hanyalah wanita biasa yang masih jauh dari kata baik apalagi sempurna. Terkadang kau mendapatiku sebagai wanita yang tegar seteguh batu karang, namun tak jarang pula kau mendapatiku rapuh manakala badai kehidupan menyapa. Diri ini bukan siapa-siapa….hanya manusia biasa cermin wanita akhir zaman yang mungkin tak sesabar Khadijah, tak secerdas Aisyah, tak selembut Fatimah dan tak seberani Khaulah. Namun diri ini kan selalu berusaha belajar untuk memperbaiki diri atas segala kekurangan yang ada. Cukuplah kau mengenalku seperti itu, agar kau mampu menghargaiku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Jika kau ada di ujung Utara, mungkin aku ada di ujung Selatan, dan kita akan saling menunjukkan dimana Barat dan Timur agar bisa saling menebarkan senyum ketulusan, senyum kedamaian dan senyum kebahagiaan dari segala arah.Bukankah disitu letak indahnya persahabatan?

Sahabat…

Aku belajar darimu bagaimana menjadi seorang Bunda, aku berguru padamu bagaimana menebar kebaikan pada sesama dan berbagi tanpa membedakan golongan. Betapa bahagianya manakala diri ini mendapat senyum termanis di Ladang Indah milikmu, kau menerima kehadiranku layaknya sahabat terbaikmu, menyambutku begitu indahnya walau hanya duduk termangu di emperan istanamu. Mengerti bagaimana penghargaan itu begitu tulusnya, begitu berharganya….


Namun kusadari…


Mungkin aku pernah menggoreskan sedikit atau banyak luka di sana, mungkin aku pernah meninggalkan kotoran yang belum sempat kubersihkan, barangkali aku sempat meremehkan jalinan indah yang kau berikan, atau mungkin membuatmu tak nyaman dengan segala polah kacauku.


Kali ini,…. lagi-lagi, aku ingin meraih mutiara itu di samudera hatimu. Aku tahu, kau tak akan pernah keberatan mengangkatnya untukku. Maafkan aku, karena sekian waktu adalah cukup untuk menunjukkan retaknya dindingku, pudarnya warnaku, rapuhnya atapku, dan lusuhnya perabot milikku. Dan maafmu, yang membuat bangunan ini mampu utuh kembali… seperti semula


Sekian waktu telah berlalu. Terimakasih sahabat… jalinan ini tak akan terlewat..

Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik...

(¯`*•.¸♥.Oleh : Kak Thoniy YuQi diedit dan disunting kembali oleh Anggun Loviestetika