Ahad, 22 Januari 2012

Anasir2 kepada umat Islam...



Apa Kata Mereka Pada Islam..?

William Ewart Gladstone ( 1809 - 1898 ) - mantan PM Britain zaman Queen Victoria

"selagi mereka (umat Islam) berpegang dengan kitab ini..selama itulah mereka bangkit dan kita tidak dapat menundukkan mereka...
Oleh karena itu pisahkan mereka dari Kitab ini"..
(ucapan beliau sambil mengangkat Al-Qur'an dalam Parlimen Britain ketika membincangkan penentangan umat Islam terhadap penjajahan)..

Theodore Hertzel - pencetus ide penumbuhan negara Yahudi (menulis buku Negara Yahudi:1895)..

"Misi kalian bukanlah mengeluarkan mereka dari Islam..walaupun yang terakhir ini merupakan keberhasilan yang paling gemilang..
Tapi lebih pada usaha bagaimana menjauhkan mereka dari Islam..
jadikanlah mereka sebagai orang Islam yang tidak kenal agamanya sendiri..orang Islam yang gemar BERFOYA FOYA..SUKA DENGAN KEMAKSIATAN..hidup semata-mata untuk MENCARI HARTA DAN JABATAN..

jika umat Islam sudah menjadi seperti ini..maka misi kalian sudah berhasil..laksanakan dan tunaikan misi kalian ini dengan penuh kesadaran..
(ucapan di Persidangan Yahudi di Basle..Switzerland:1897)

Lord Cromer - Gubernur Inggeris di Mesir dan Sudan telah menulis..

"bahawasanya tanah jajahan yang diberi kemerdekaan itu perlu diserahkan kepada anak negeri yang dapat melangsungkan dasar-dasar dan polisi yang menjaga kepentingan dan keselamatan Barat "..

10 Rancangan Kuffar Hancurkan Islam

1) Lenyapkan sistem pemerintahan Islam..
2) Hapuskan Al-Qur'an..
3) Hancurkan akhlak Muslim..fikiran..hubungan mereka dengan Allah dan bebaskan mereka mengikut hawa nafsu..
4) Lenyapkan kesatuan kaum Muslimin..
5) Ragukan kaum Muslimin terhadap agamanya..
6) Lemahkan bangsa Arab..
7) Dirikan negara diktator di dunia Islam..
8) Pisahkan kaum Muslimin dari menguasai perindustrian dan biarkan mereka hancur dengan barang barang Barat..
9) Singkirkan tokoh-tokoh Islam dan habisi Gerakannya..
10)RUSAK WANITANYA dengan berbagai cara..TREND..FASYEN..MAJALAH..MENYANYI dsb..serta kembangkan pergaulan bebas..

Kezaliman Adalah Kegelapan di Hari Qiamah

Saat Kita Kecewa...



Kecewa...

Setiap orang pasti pernah merasakanya. Namun, kebanyakan dari kita selalu dan selalu merasa sedih, kesal dan tidak menerima atas apa yang menimpa diri kita. Tak jarang pula, kita yang tidak lagi bisa menggunakan iman, logika, dan kesantunan. Dalam sekejab, semua hilang atas nama rasa sakit.

Saudaraku yang dirahmati Allah,...

Renungkanlah bahwa ini adalah dunia, yang tidak akan mungkin ada sesuatu yang sempurna di dalamnya. Pun demikian dengan sebuah kesempurnaan dari ego dan permintaan kita. Pastilah tidak akan mungkin semuanya tercapai dan terealisasi seluruhnya.

Dan atau mungkin rasa kecewa itu datangnya dari kesalahan yang kita pilih dalam meletakkan harapan yang terlalu banyak kepada makhluk. Padahal dengan begitu, ada hal lain yang seharusnya menjadi keharusan bagi kita untuk mempersiapkannya, yaitu kekecewaan.

Betapa tidak, ibarat menyandarkan diri pada sebuah banyangan tembok, yang ada adalah jatuh dan terjungkalnya kita, karena bayangan adalah sesuatu yang semu. Satu pertanyaan yang kemudian muncul, kita posisikan Allah di mana?

Mungkin hari ini kita telah menyebut asma-Nya yang amat Agung, namun mengapa kita lupa akan kekuasaanNya? Tidak seharusnya kuasa Allah kita nafikan, karena Dia-lah yang menciptakan kita. Dia pasti lebih paham dengan apa yang telah diciptakan-Nya Allah pasti punya rencana lain yang jauh lebih baik dibandingkan keinginan dan harapan-harapan kita.

Dan bahwa menjadi seorang muslim adalah sebuah anugrah, yaitu ketika kita di berikan rahmat, kita bersyukur, dan ketika kita di uji kita di ajarkan untuk bersabar. Kedua hal itu semuanya adalah bermuara pada sebuah kemuliaan.

Dan bahwa Allah tidak akan menguji kita, di luar kemampuan kita. Itulah firman Allah yang tertulis dalam Al Quran yang mulia. Maka jika kita memang yakin dengan kekuasaan Allah, marilah dengan penuh kemaafan dan kemakluman, kita belajar mengobati luka kecewa itu, dan mendoakan semoga hal yang menjadikan kita kecewa, di lain hari bisa memuliakan kita, sebagai imbalan dari pikiran positif kita terhadap Allah.

Kecewa memang kadang menghadirkan kekosongan dalam jiwa kita. Dan proses pengosongan memanglah sangat menyakitkan. Tetapi, bukankah tanpa pengosongan tidak akan ada pengisian?

Kita kecewa bukan berarti Allah tidak sayang, akan tetapi pada hakikatnya Allah sudah menyiapkan ganti yang lebih berharga dibanding keinginan yang kita idam-idamkan dan tidak terwujud. Dan satu- satunya yang harus kita lakukan, adalah percaya. Semoga kita termasuk pemilik hati dan laku yang selalu mengedepankan tentang berprasangka baik kepada Allah, yang maha menata takdir kita, dengan sedemikian cantik. Insya Allah... :))

Dikejar Dosa




Siapakah hidupnya yang lebih sengsara dari pada orang yang di maki- maki oleh hati nuraninya sendiri...,
Segala kenikmatan dan kemuliaan hidup duniawi terasa hanya sebagai fatamorgana yang nantinya tiada berbekas di hatinya...,
Itu semua karena hatinya telah pasti merasa diburu dan mengeras sehingga tidak bisa melihat sebuah rasa yaitu bahagia...,
Dan sebenarnya kebahagiaan orang yang dikejar dosa adalah tentang hilangnya pengejaran dan pemakian atas dirinya sendiri itu...,

Kekerasan itu akan bertambah jika tingkah polahnya dalam mengukir sandiwara dan cerita yang pasti akan diliputi kebohongan disana- sini semakin menjadi....
Apalagi kalau tujuannya pembenaran di hadapan manusia.., Perhatikan pula bahwa dia akan semakin jauh dari kedamaian saat semakin sering dia membolak- balikkan fakta dan cerita demi yang bernama menghindari penghakiman massa dan kritikan sesama, yang jika saja dia sadari, justru seharusnya semua itu bisa menjadikan dia lebih dari baik, dari pada keadaannya sekarang ini..,

bahkan betapapun dia melarikan diri dan atau hidup sendiri dihutan, namun tetap akan dirasa bahwa tetap tiada jalan keluar bagi semua kekacauan hatinya..., Dan memang begitulah memang nasib para manusia yang dikejar dosa. Kesempitan hatinya akan terasa semakin sempit sebelum dia menyerah, mengakui dosa diri dan atau meminta maaf atas siapapun yang telah dia sakiti...,
Keluasan hatinya tak akan ada muncul sebelum dia rela bersujud kepada Allah, dan mematahkan kesombongannya atas tetap benarnya semua yang telah dia lakukan. Bahkan betapapun dia mengelak dan mencoba melarikan diri, namun dunia ini tak akan cukup menampung penderitaan orang yang dikejar dosanya sendiri....,

Betapapun dia mencoba untuk merubah keadaan dengan seribu karangan rangkaian kata- kata untuk memantapkan dan menetapkan dirinya agar tetap bisa berdiri dengan tegak, tapi makian hati nuraninya sendiri yang protes dan tidak setuju dengannya, lambat laun akan menumbangkan pertahanannya sendiri...,

Benar- benar, ini adalah tentang dirinya sendiri, sama sekali tidak ada kaitannya dengan orang lain.., Maka sudah selayaknya orang yang dikejar dosa, bersibuk diri untuk memperbaiki dirinya yang telah kacau dan menenangkan dirinya untuk tidak bersandiwara, agar semua tidak akan menjadi semakin kacau..., Dan semua itu, hanya bisa mudah untuk dilakukan, jika semua diniatkan hanya untuk Allah, sebagai sebuah permohonan tobat dan penyesalan yang dalam, dari diri yang berdosa...

Siapakah hidupnya yang lebih sengsara dari pada orang yang di maki- maki oleh hati nuraninya sendiri.., Segala kenikmatan dan kemuliaan hidup duniawi terasa hanya sebagai fatamorgana yang nantinya tiada berbekas di hatinya.., Itu semua karena hatinya telah pasti merasa diburu dan lelah karena terus menerus di ajak untuk berdosa.., Lama kelamaan, sang hati akan mengeras sehingga tidak bisa melihat lagi sebuah rasa yaitu bahagia.., Karena sebenarnya kebahagiaan orang yang dikejar dosa adalah tentang hilangnya pengejaran dan pemakian atas dirinya sendiri itu. ...........

Kekerasan batinnya itu akan bertambah jika tingkah polahnya dalam mengukir sandiwara dan cerita yang diliputi kebohongan disana- sini ,semakin menjadi. Apalagi kalau tujuannya pembenaran di hadapan manusia. Perhatikan pula bahwa dia akan semakin jauh dari kedamaian saat semakin sering dia membolak- balikkan fakta dan cerita demi yang bernama menghindari penghakiman massa dan kritikan sesama. Padahal jika saja dia sadar, justru seharusnya semua itu bisa menjadikan dia lebih dari baik, dari pada keadaannya sekarang ini.

Bahkan betapapun dia melarikan diri dan atau hidup terasing dihutan sendiri, namun tetap akan dirasa bahwa tiada jalan keluar bagi semua kekacauan hatinya. Dan memang begitulah memang nasib para manusia yang dikejar dosa. Kesempitan hatinya akan terasa semakin sempit sebelum dia menyerah, mengakui dosa diri dan atau meminta maaf atas siapapun yang telah dia sakiti. Keluasan hatinya tak akan ada muncul sebelum dia rela bersujud kepada Allah, dan mematahkan kesombongannya atas anggapan tetap benarnya semua yang telah dia lakukan. .

Bahkan betapapun dia mengelak dan mencoba melarikan diri, namun dunia ini tak akan cukup menampung penderitaan orang yang dikejar dosanya sendiri. Betapapun dia mencoba untuk merubah keadaan dengan seribu karangan rangkaian kata- kata untuk memantapkan diri agar tetap bisa berdiri dengan tegak, tapi makian hati nuraninya sendiri yang protes dan tidak setuju dengannya, lambat laun akan menumbangkan pertahanannya sendiri....

Benar- benar, ini adalah tentang dirinya sendiri, sama sekali tidak ada kaitannya dengan orang lain. Maka sudah selayaknya orang yang dikejar dosa, bersibuk diri untuk memperbaiki dirinya yang telah kacau dan menenangkan dirinya untuk tidak bersandiwara, agar semua tidak akan menjadi semakin kacau. Dan semua itu, hanya bisa mudah untuk dilakukan, jika semua diniatkan hanya untuk Allah, sebagai sebuah permohonan tobat dan penyesalan yang dalam, dari diri yang berdosa.

♥Allah akan Mengganti yang Lebih Baik♥




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Untukmu saudaraku yang sedang dirundung duka..setiap diri yang hidup di dunia ini tiada lepas dari cobaan baik besar atau kecil. Terkadang cobaan-Nya begitu pedih dan amat melukai hati . Semua itu untuk mendidik kita agar bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Ketika kehilangan sesuatu memang wajar jika kita bersedih. Termasuk jika kita kehilangan seseorang yang kita cintai. Terkadang kita mencintai sesuatu yang sesungguhnya tidak baik untuk masa depan kita , atau membenci sesuatu yang sebetulnya bermanfaat bagi kita. Allah tidak akan mengambil sesuatu kecuali Dia mempersiapkan ganti yang lebih baik. Itu akan terjadi jika kita bersabar dan ridha dengan keputusan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Jika keyakinan ini tertanam dalam diri tentu cobaan berat akan terasa ringan dan menjadikan cobaan itu sebagai jalan untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah. Semua nikmat atau musibah yang telah ditetapkan Allah pasti akan mengenai diri kita,walaupun seluruh umat manusia bersatu untuk menghindarkan diri dari apa yang sudah ditaqdirkan tetap semua itu akan terjadi. Kita tak punya pilihan lain kecuali menerima ketentuan-Nya dengan lapang dada.

Saudaraku....Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup yakinlah ada pintu kebahagiaan lain terbuka.Jangan menghabiskan waktu dengan mengharap cinta , kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang sesungguhnya tidaklah untuk kita.Jangan tangisi seseorang yang telah meninggalkan kita demi mengejar cinta yang dia inginkan.Jangan terus- menerus bertahan pada suatu hubungan yang tak akan menjadi halal.


Sudahlah.. Lupakan walau itu tak mudah...Yakinlah suatu saat ada pintu hati lain yang ikhlas menerima segala cinta kita dan siap menjadikannya halal di mata Allah.


Saudaraku..tatkala Allah belum menjawab do'a kita agar mengaruniai pasangan hidup, janganlah terus berkeluh kesah.Merana sengsara karena hidup dalam kesendirian,tak ada calon yang mengajukan tawaran , kekasih hati meninggalkan karena terpikat dengan yang lebih menawan atau calon yang ada pun tak segera menjadikan cinta menjadi halal melalui ikatan suci pernikahan.


Namun mulailah instropeksi diri, mulailah evaluasi diri sudah pantaskah kita menjadi istri? Sudah layakkah kita menjadi suami? Karena sesungguhnya jodoh akan diberikan jika kita sudah mampu memegang amanah. Pernikahan adalah amanah yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah, pasangan hidup, keluarga besar dan masyarakat.Nilailah diri barangkali saat ini kita belum bisa mandiri, perilaku kita masih begitu egois, melihat anak kecil yang rewel pun begitu terusik, dan ketergantungan kita terhadap orang tua begitu nampak. Maka, berpikirlah dan renungkan.Kalau mengurus diri sendiri saja belum bisa bagaimana akan mengurus pasangan ? Untuk itu mulailah sibukkan diri. Benahilah diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab sehingga Allah pantas untuk menjodohkan kita dengan orang yang terbaik menurut-Nya...

Selasa, 17 Januari 2012

PENGARUH MAKANAN YANG HARAM PADA DO'A




Ada yang bertanya kepada Sa’ad bin Abi Waqqosh,
تُستجابُ دعوتُك من بين أصحاب رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ؟ فقال : ما رفعتُ إلى فمي لقمةً إلا وأنا عالمٌ من أين مجيئُها ، ومن أين خرجت .
“Apa yang membuat do’amu mudah dikabulkan dibanding para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?” “Saya tidaklah memasukkan satu suapan ke dalam mulutku melainkan saya mengetahui dari manakah datangnya dan dari mana akan keluar,” jawab Sa’ad.

Dari Wahb bin Munabbih, ia berkata,
من سرَّه أنْ يستجيب الله دعوته ، فليُطِب طُعمته
“Siapa yang bahagia do’anya dikabulkan oleh Allah, maka perbaikilah makanannya.”

Dari Sahl bin ‘Abdillah, ia berkata,
من أكل الحلال أربعين يوماً أُجيبَت دعوتُه
“Barangsiapa memakan makanan halal selama 40 hari, maka do’anya akan mudah dikabulkan.”

Yusuf bin Asbath berkata,
بلغنا أنَّ دعاءَ العبد يحبس عن السماوات بسوءِ المطعم .
“Telah sampai pada kami bahwa do’a seorang hamba tertahan di langit karena sebab makanan jelek (haram) yang ia konsumsi.”

Kalau do'a tidak diterima, berarti sholat dan ibadah yang lain tidak diterima apabila kita makan makanan yang HARAM

Khamis, 12 Januari 2012

KEUTAMAAN ISTIGHFAR



1. Pujian Allah terhadap Al-Mustaghfirin (mereka yg selalu beristighfar), Allah memuji mereka sebagaimana termaktub dalam firmannya:


"(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur"
(QS Ali-`Imron 17)


"Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar"
(QS Adz Dzariyaat 18).

Waktu di sepertiga malam, adalah waktu yang dikhususkan bila ingin beristighfar, karena berdo'a diwaktu tersebut amat sangat mustajab. Namun waktu-waktu yang lain juga diperbolehkan , sebagaimana kita berdoa kepada Allah setiap saat.



2. Istighfar salah satu amalan yang selalu dilakukan oleh Rasullullah SAW , Dalam hadist beliau bersabda:

Demi Allah Aku beristighfar dan bertaubat kepada-NYA seratus kali dalam sehari. (HR. Bukhari)

Jika Rasullulah SAW yang dosanya sudah diampuni baik dimasa lalu maupun di masa akan datang selalu beristighfar seratus kali dalam sehari, bagaimana dengan kita….?



3. Istighfar merupakan syiar para Anbiyaullah, tidak ada seorang nabipun yang tidak beristighfar dan selalu mengajak umatnya untuk beristighfar, Nabi Adam dan Siti Hawa beristighfar atas dosa yang telah mereka perbuat,

Firman Allah QS Surat Al-`Araf 23 :
Keduanya berkata:

"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".



4. Istighfar merupakan asas Ubudiyah,

Ketika seorang hamba beristighfar , ia akan merasakan betapa hina dan rendah dirinya ... akan selalu merasakan bahwasanya ia tidaklah ada apa-apanya dibanding Sang Khalik dan amat sangat membutuhkan-NYA dalam mengarungi bahtera kehidupan....

Maka dianjurkan dalam beristighfar untuk merendahkan diri, ikhlas kepada-NYA dan tentunya istighfar tersebut tidak hanya sekedar terucap dengan bibir saja namun hatipun hendaknya turut menghadirkan Keagungan & Kebesaran Nya



5. Dalam Istighfar ada maslahah yang tidak diketahui oleh seorang hamba,

Para ulama salaf berkata, dosa seorang hamba bisa membawanya kesurga, dan amal seorang hamba bisa membawanya ke neraka, mereka berkata : Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Ketika seorang hamba berbuat dosa, setiapkali mengingatnya ia menangis, menyesal dan akhirnya bertobat dan beristighfar, tunduk kepada-NYA berusaha melakukan perbuatan baik tanpa mengulangi lagi dosa tersebut, maka ia akan mendapatkan rahmat-NYA dan bila Allah menghendaki ia masuk surga, sebaliknya ketika ia berbuat baik, kemudian riya', sombong, ta'jub atas pujian orang kepadanya, maka ia akan mendapat kemurkaan Allah dan akhirnya masuk neraka.

Tanda-tanda kebahagian adalah menjadikan perbuatan baik berada dibelakang punggungya dan perbuatan dosa didepan pelupuk mata ,

Sebaliknya Tanda-tanda kesengsaraan adalah menjadikan perbuatan baik dipelupuk mata dan kejelekannya dibelakang punggungnya.

Alangkah beruntungnya seseorang yang sibuk dengan aibnya sendiri dan memperbaikinya serta melupakan aib orang lain ..




FAEDAH ISTIGHFAR

Istighfar mempunyai banyak faedah baik didunia maupun diakahirat, faedah tersebut ada yang memanag langsung kita rasakan dan ada juga yang diakhirkan oleh Allah sampai hari kiamat, diantaranya:


1. Menghapus dosa,

Istighfar menghapus dosa sebagimana api membakar kayu bakar,

Yang dimaksud disini adalah istighfar dalam artian taubat.

Allah berfirman :
"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS An-Nisa : 110)


Dalam hadist qudsi Allah berfirman :
"Wahai Hamba-hamba-KU, Sesungguhnya kalian selalu berbuat dosa malam dan siang , dan AKU mengampuni semuanya, jika kalian mohon ampunan kepada-KU, Aku akan mengampuni"



2. Akan mendapatkan rasa aman dari azab baik secara khusus maupun umum,

Istighfar mengangkat azab bagi umat baik individu maupun kolektif, yang disebabkan oleh dosa yang dilakukan, jika beristighfar dan beriman, Allah akan mengnampuninya, sesuai firman Allah :

"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun ", (QS Al-Anfal: 33)



3. Kenikmatan yang baik,

Allah akan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi mereka yang selalu beristighfar, mereka mendapatkan rasa aman, damai dan ketenangan jiwa, Allah berfirman:

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat". (QS Huud:3)



4. Istighfar sebab turunnya hujan,

salah satu sebab turunnya hujan adalah banyaknya kita beristighfar, Allah berfirman:

"Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat", ( QS Nuh:10-11)



5. Istighfar sebab bertambahnya kekuatan,

Istighfar mampu menyuntikkan kekuatan bagi jasmani dan rohani,dan dengannya mampu menanggung beban, Allah berfirman:

"Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS Hud :52)



6. Menghilangkan kesusahan dan memudahkan rezeki

"Barang siapa yang selalu beristighfar, maka Allah akan menjadikan keluh kesah kegembiaran, kesempitan menjadi keleluasaan
(HR.Ahmad & Abu Daud. )


Sahabat fillah,
Begitu banyak manfaat dari istighfar. Tentunya semakin sering kita beristighfar semakin dekat kita kepada Sang Khalik,... yang hendaknya dilakukan secara mudawamah terus menerus tanpa henti.

Sesungguhnya kita adalah makhluk yang lemah dan sangat membutuhkan istighfar sebagaimana makan dan minum. Istighfar melepaskan hamba dari perbuatan yang makruh menjadi mahbub (yang dicintai), yang kurang menjadi lebih sempurna.... dan bila Allah berkehendak , dapat mengangkat derajat seorang hamba menjadi lebih tinggi/sempurna.


Semoga Allah memberi kita kemampuan lebih baik dalam ketaatan , dan beribadah penuh ikhlas kepada Nya ... Aamiin yaa Robbal alamin.

Isnin, 9 Januari 2012

Bersabar Atas Hadirnya Cinta




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..


Sahabat saudaraku fillah..terkadang sulit untuk memahami mengapa Allah menghadirkan seseorang dalam kehidupan kita. Berawal dari saling mengenal tanpa kita sadari ternyata benih- benih cinta ikut tumbuh di sana. Orang bijak berkata bukanlah cinta itu yang salah karena ia fitrah siapapun pasti merasakannya. Yang salah adalah jika kita menyikapi cinta yang belum halal itu layaknya ia telah menjadi pasangan halal kita.



Terkadang kita menginginkan sesuatu yang lebih.. perhatiannya, kasih sayangnya dan barangkali ingin sekali mendengar ucapannya " aku mencintaimu dan aku merindukanmu " , ingin rasanya sesekali dia mengunjungi kita dengan membawa setangkai mawar indah sebagai bukti bahwa dia mencintai kita. Tak lupa kita pun ingin dia menuliskan bait- bait puisi cinta yang begitu syahdu. Lantas kita sering bertanya padanya...Bisakah dirimu romantis? Bisakah dirimu memberikan waktumu berdua denganku? Namun di kala kita menyadari terbersit tanya di hati ..Benarkah cinta sebelum halal itu harus dibuktikan dengan cara demikian?


Pada hakekatnya cinta itu suci datang dari Allah biarlah Allah yang mengatur segalanya hingga keindahan itu datang pada waktunya ..Sebelum halal bersabarlah dengan mencintainya secara sederhana dan tidak berlebihan.Jangan kotori cinta yang suci itu dengan aktifitas pacaran atau hal- hal yang mendatangkan murka Allah.Cara yang terbaik adalah perbaikilah kualitas diri kita agar kita pantas bersanding dengan jodoh yang kelak Allah pilihkan untuk kita..


Saudaraku...Cinta terkadang tumbuh dengan sendirinya. Cinta itu tiba-tiba ada dan sekuat apapun kita menghapusnya dari hati kenyataanya tak kan bisa. Karena sesungguhnya Allah lah yang menumbuhkan cinta itu... Allah yang menggerakkan hati kita untuk mencintainya . Maka cara yang indah adalah mintalah pada Allah apa yang terbaik menurut-Nya... Pasrahkan diri kita kepada-Nya melalui do'a dan istikharah.... Bersabarlah dan mintalah ketetapan yang pasti atas hadirnya cinta itu...


Namun terkadang cinta tidak tumbuh dengan sendirinya. Seiring perjalalan waktu dan kebersamaan yang tak terhindarkan, cintapun tumbuh menyertainya. Ibarat biji kitalah yang menanam , merawat , memupuk dan menyiram dengan berbagai macam kebaikan... Maka cinta akan tumbuh sebagaimana ketekunan kita yang merawatnya.


Hal yang harus diwaspadai jika cinta tumbuh tidak pada tempatnya ,misalnya yang kita cintai sudah memiliki pasangan halal. Cinta yang demikian ini tidak boleh dipelihara .Sekuat tenaga cari kesibukan supaya tidak lagi terkenang dengan dirinya, dan mintalah pada Allah ganti yang lebih baik.... Kalau semua jalan sudah kita tempuh tapi belum berhasil maka berSABARlah atas taqdir cinta yang bukan milik kita, ini adalah ujian dari Allah... Insya Allah kelak Allah akan memberi pasangan yang terbaik pada waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat....

Cinta Tak Harus Memiliki



Kisah Cinta Salman Al Farisi


Salman Al Farisi memang sudah waktunya menikah. Seorang wanita Anshar yang dikenalnya sebagai wanita mukminah lagi shalihah juga telah mengambil tempat di hatinya. Tentu saja bukan sebagai kekasih. Tetapi sebagai sebuah pilihan dan pilahan yang dirasa tepat. Pilihan menurut akal sehat. Dan pilahan menurut perasaan yang halus, juga ruh yang suci.

Tapi bagaimanapun, ia merasa asing di sini. Madinah bukanlah tempat kelahirannya. Madinah bukanlah tempatnya tumbuh dewasa. Madinah memiliki adat, rasa bahasa, dan rupa-rupa yang belum begitu dikenalnya. Ia berfikir, melamar seorang gadis pribumi tentu menjadi sebuah urusan yang pelik bagi seorang pendatang. Harus ada seorang yang akrab dengan tradisi Madinah berbicara untuknya dalam khithbah. Maka disampaikannyalah gelegak hati itu kepada shahabat Anshar yang dipersaudarakan dengannya, Abu Darda’.

”Subhanallaah. . wal hamdulillaah. .”, girang Abu Darda’ mendengarnya. Mereka tersenyum bahagia dan berpelukan. Maka setelah persiapan dirasa cukup, beriringanlah kedua shahabat itu menuju sebuah rumah di penjuru tengah kota Madinah. Rumah dari seorang wanita yang shalihah lagi bertaqwa.

”Saya adalah Abu Darda’, dan ini adalah saudara saya Salman seorang Persia. Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya.”, fasih Abud Darda’ bicara dalam logat Bani Najjar yang paling murni. ”Adalah kehormatan bagi kami”, ucap tuan rumah, ”Menerima Anda berdua,

shahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang shahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada puteri kami.” Tuan rumah memberi isyarat ke arah hijab yang di belakangnya sang puteri menanti dengan segala debar hati.

”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili puterinya. ”Tetapi karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah saya menjawab bahwa puteri kami menolak pinangan Salman. Namun jika Abu Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka puteri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan.”

Jelas sudah. Keterusterangan yang mengejutkan, ironis, sekaligus indah. Sang puteri lebih tertarik kepada pengantar daripada pelamarnya! Itu mengejutkan dan ironis. Tapi saya juga mengatakan indah karena satu alasan; reaksi Salman. Bayangkan sebuah perasaan, di mana cinta dan persaudaraan bergejolak berebut tempat dalam hati. Bayangkan sebentuk malu yang membuncah dan bertemu dengan gelombang kesadaran; bahwa dia memang belum punya hak apapun atas orang yang dicintainya. Mari kita dengar ia bicara.

”Allahu Akbar!”, seru Salman, ”Semua mahar dan nafkah yang kupersiapkan ini akan aku serahkan pada Abu Darda’, dan aku akan menjadi saksi pernikahan kalian!”???

Subhanallah...:")

Cinta tak harus memiliki. Dan sejatinya kita memang tak pernah memiliki apapun dalam kehidupan ini. Salman mengajarkan kita untuk meraih kesadaran tinggi itu di tengah perasaan yang berkecamuk rumit; malu, kecewa, sedih, merasa salah memilih pengantar –untuk tidak mengatakan ’merasa dikhianati’-, merasa berada di tempat yang keliru, di negeri yang salah, dan seterusnya. Ini tak mudah. Dan kita yang sering merasa memiliki orang yang kita cintai, mari belajar pada Salman. Tentang sebuah kesadaran yang kadang harus kita munculkan dalam situasi yang tak mudah.

***

Admin: Nitha Ayesha

Sabtu, 7 Januari 2012

~*Ukhty, Mengapa Mengeluh..??*~




Bumi Allah,

13 September 2011

Di saat diri teringat akan kecerobohan yang pernah aku lakukan dahulu, maka kutuliskan surat ini untukmu wahai saudariku, agar engkau tidak pula terjebak dalam kecerobohan yang sama denganku itu, insya Allah, Aamiin.

Wahai ukhty nan shalihah, semoga sampai hari ini hati dan jiwamu, termasuk fisikmu masih dalam penjagaan dan perlindungan Allah selalu. Semoga engkau masih dalam usaha untuk mendekap erat hidayah Allah atasmu, dan semoga pula engkau masih dalam ikhtiar untuk menta’ati Allah dan RasulNya semampumu, insya Allah, aamiin

Sementara aku, sampai hari ini aku pula masih dalam keadaan yang cukup baik, alhamdulillah karena Allah masih memberiku taufiq untuk bisa menetapi manhaj yang haq ini meski dengan merangkak, insya Allah.

O iyya ukhty, hari ini aku teringat akan beberapa kecerobohanku ketika awal-awal aku mengaji dahulu, dimana kala itu aku sangat bersemangat untuk menjauhkan diriku dan keluargaku, bahkan masyarakat di sekitarku dari panasnya api neraka. Yah, semasa itu aku sangat ingin orang-orang yang berada disekitarku tersebut dapat menikmati indahnya hidup di atas sunnah seperti yang tengah aku rasakan, akan tetapi cara-cara yang aku lakukan justru membuat akulah nan selalu berada pada posisi terpojok, yang pada akhirnya aku nan malah merasa capek sendiri, kemudian hal itu pula nan malah membuatku suka berkeluh kesah sendiri.

Di atas semua itu aku telah membuat mereka, orang-orang disekelilingku itu melecehkan sunnah Nabi kita yang mulia karena memang akulah yang menyampaikannya tidak dengan ilmu dan tidak pula dengan hikmah kepada mereka. Akulah yang terlalu tergesa-gesa untuk menyuapi mereka dengan makanan yang ada di dalam periuk dan kualiku, akan tetapi ternyata makananku itu belum sepenuhnya matang dengan sempurna sehingga cita rasanya tentu masih tidak karuan adanya, jadi bukan salah mereka jika mereka memuntahkan apa-apa makanan yang aku suapkan ke mulut-mulut mereka tersebut ke mukaku sendiri, bukan?? Tragis, sungguh sangat tragis, bukan??

Aduhai ukhty, jikalah tidak karena pertolongan dan penjagaan dari Allah mungkin sebab-sebab seperti yang aku sebutkan di atas telah mengantarkanku pada jurang kefuturan dan berlepas diri dari ‘amar ma’ruf nahi mungkar semampuku dengan cara-cara yang lebih ‘terhormat’ dan tetap sesuai dengan syari’at Islam yang mulia ini tentunya. Wallahu a’lam

Oleh sebab itulah, marilah sejenak kita berinstopeksi diri ya ukhty. Mari kita periksa diri-diri kita sebelum perjalanan ini terlalu jauh kita susuri dan sebelum kesalahan-kesalahan yang kita lakukan malah akan menjadi boomerang bagi diri kita sendiri dan bahkan bagi dakwah ahlus sunnah yang haq ini.

Semoga beberapa pertanyaan pada suratku kali ini dapat engkau jadikan sebagai salah satu bahan untuk meng-instropeksi dirimu ya ukhty, karena inilah kesimpulanku dari segala kecerobohanku yang telah kuceritakan kepadamu pada beberapa paragraf yang lalu.

Yah, aku memang sengaja menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin agak menyakitkan seperti yang insya Allah akan engkau baca pada paragraf-paragraf setelah ini khusus untukmu ya ukhty, karena aku mulai melihat telah ada bibit-bibit yang sama nan akan menyebabkan engkau mungkin akan mengalami keadaan serupa denganku yang dahulu, nan akan meyebabkan engkau mungkin akan melakukan kesalahan yang sama denganku semasa itu.



Sebelum engkau membacai surat ini lebih lanjut, maka kembali kuingatkan engkau ya ukhty, bahwa aku adalah salah satu saudarimu yang sangat mencintaimu karena Allah, salah satu saudarimu yang sangat menginginkan kebaikan untuk dunia dan akhiratmu karena Allah, insya Allah. Oleh sebab itu, seberapapun hatimu tersinggung karena surat ini nantinya maka tetaplah engkau menjaga prasangkamu kepadaku.

***

Ukhty, mengapa engkau keluhkan dirimu yang susah sekali dalam melakukan berbagai keta’atan kepadaNya, atau dirimu yang berat sekali dalam meniti jalan ke-istiqomahan untuk menjalankan syari’atNya, sementara dirimu tidak pernah berusaha sedikit lebih keras dalam mendatangi majlis-majlis ilmu yang di dalamnya disampaikan ilmu oleh ustadz-ustadz ahlus sunnah, yang disana engkau bisa pula duduk bermajlis dengan mahkluk-mahklukNya yang shalih dari kalangan manusia, yaitu mereka-mereka yang tengah berpayah meniti jalan kebaikan di atas manhaj salaf yang mulia??


Ukhty, mengapa engkau keluhkan kedua orangtuamu yang tidak pernah mendukungmu untuk menggunakan jilbab lebar plus cadarmu itu sementara engkau tidak mampu meluluhkan hati beliau dengan ketulusan pengabdianmu?? Engkau pula tidak pernah memperlihatkan perubahan adab dan akhlakmu kepada beliau keduanya, yang dengan engkau telah mengaji maka adab dan akhlakmu tersebut insya Allah pula telah jauh lebih baik daripada engkau yang dahulu??

Jika engkau hendak meminta izin dan simpati beliau, terlebih hendak meminta ridho beliau, lantas mengapa engkau belagak seolah lebih pintar saja dari beliau mentang-mentang engkau telah menamatkan kuliahmu sementara beliau, SD saja tidak terlampau?? Mengapa engkau terlalu cepat emosi dalam meladeni pertanyaan-pertanyaan ‘polos’ beliau? Mengapa engkau membuat beliau, kedua orangtuamu berfikir bahwasanya mereka menyesal karena telah berpayah-payah dalam menyekolahkanmu akan tetapi malah dengan begitu engkau berani membentak mereka karena engkau menganggap mereka berdua terlalu bodoh untuk memahami pola fikirmu??

Ukhty (ummu), mengapa engkau keluhkan suamimu yang susah sekali untuk diajak mengaji sementara pencapaianmu sebagai seorang istri shalihah yang pantas ia banggakan sebagai perhiasan dunianya yang terindah sangat rendah di hadapan Allah sembahanmu?? Mengapa engkau merendahkan suamimu padahal sedikit sekali engkau dalam mengingatkannya kepada kebaikan, dan jikapun engkau ingatkan maka cara yang kau gunakan sangatlah jauh dari tuntunan kesopanan?? Mengapa berat bagi lidahmu untuk merayu Allah agar Dia melunakkan hati suamimu dalam mempelajari dan megamalkan dien Islam yang mulia ini?? Mengapa malah yang terfikir olehmu adalah meminta cerai saja dari suamimu itu karena menurutmu ia tak layak untuk kau jadikan sebagai imam dalam rumah tanggamu??

Ukhty (ummu), mengapa engkau keluhkan anak-anakmu yang semakin hari semakin tidak patuh saja kepadamu, sementara tidak engkau perhatikan makanan yang engkau suapkan ke dalam mulut mereka, tidak engkau kontrol tontonan yang dipelototi oleh mata mereka, serta tidak pula engkau berikan keteladanan yang cukup dalam menyikapi beberapa perkara kepada mereka??

Ukhty, mengapa engkau keluhkan adik dan kakak-kakakmu yang tidak mau menuruti maumu sementara engkau tidak pernah nampakkan akhlak yang mampu menyentuh hat-hati mereka?? Engkau menginginkan agar mereka menempuhi jalan yang sama denganmu akan tetapi engkau sendiri yang malah telah meyimpang dari cara-cara yang diperbolehkan untuk sampai kepada jalan yang engkau maksud itu?

Ukhty, mengapa engkau keluhkan teman-temanmu yang susah sekali menerima nasihat darimu, sementara engkau memposisikan dirimu sebagai hakim yang berhak memvonis mereka apabila mereka melakukan kesalahan?? Engkau kesal jika saudarimu itu tak kunjung jua mau menggunakan hijab syar’i seperti dirimu akan tetapi engkau tidak pernah bisa menunjukkan indahnya pesona dari orang-orang yang berada dibalik hijab syar’i itu.

Engkau ingin teman-temanmu bersegera menyambut seruanmu dan membenci mereka jika mereka tidak mau bergabung denganmu seolah-olah engkau adalah pemberi dan penentu hidayah Allah bagi mereka. Tidak sadarkah engkau bahwa sikapmu terhadap teman-temanmu ini telah benar-benar melampau batas, ya ukhty?? Kita ini hanya sebagai penyampai syari’at kepada manusia akan tetapi sesekali kita tidak bisa memaksakan hati-hati manusia untuk tunduk kepada apa-apa yang kita sampaikan tersebut karena hanya Allah saja yang menggenggam dan memiliki hati-hati mereka itu.

Ukhty, mengapa engkau keluhkan ibu-ibu tetanggamu yang seolah kurang kerjaan karena selalu saja menggunjingmu sementara engkau hanya mengurung diri di dalam rumahmu tanpa mau memberi kesempatan sedikitpun kepada mereka untuk mengetahui betapa elok dan lembutnya hati dan pula jiwa dibalik jilbab dan cadarmu?? Yah, aku tidak mengatakan kalau engkau harus keluar dari rumahmu hanya untuk meladeni semua gunjingan yang beredar sehubungan denganmu, akan tetapi pernahkan engkau luangkan waktumu barang lima menit saja untuk menanyai kabar ibu-ibu tetanggamu itu, atau pernahkah engkau lebihkan kuah sayurmu untuk engkau antarkan pula ke rumah ibu-ibu itu??

Ukhty, mengapa engkau keluhkan masyarakatmu yang masih saja terperangkap bermacam-macam bid’ah dan bahkan kesyirikan seolah-olah keadaan yang demikian hanya engkau dapati di kampung-kampung dan di dusun-dusunmu saja, sementara engkau diamkan lisanmu dari usaha untuk memperingatkan dan menasihati mereka?? Jikapun engkau menasihati mereka mengapa engkau menggunakan kata-kata yang pedas, pada kondisi-kondisi yang kurang pas atau pada kondisi yang malah tidak pas sama sekali?? Mengapa engkau tidak berlemah lembut dalam menghadapi mereka sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para pendahulu kita??

Ukhty, mengapa engkau keluhkan lingkunganmu yang hanya dipenuhi oleh orang-orang bejat dan ahli maksiat sementara engkau tidak berusaha untuk menjadi pengecualian dari mereka. Yah, mengapa dengan mengaji engkau tidak bisa membuktikan bahwa ilmu telah memperbagus diri dan kepribadianmu, telah membuat sopan tingkahmu, dan telah menjadikan santun bicaramu. Mengapa engkau membedakan dirimu pada lingkungan-lingkunganmu itu hanya dalam hal lebarnya jilbabmu saja sementara sifatmu tak kalah memprihatinkan dari mereka??

Mengapa engkau 'menyerang' para ahli maksiat itu tanpa terkecuali, bukannya malah merangkul mereka dengan nasihat-nasihat kenabian?? Bukankah para ahli maksiat itu jugalah hamba Allah seperti halnya dirimu, hanya saja hidayah Allah belum teruntuk bagi mereka?? Lalu, mengapa tidak kau perbaiki niatmu dan engkau baguskan pula caramu dalam menasihati mereka-mereka itu?? Mengapa malah engkau cap mereka sebagai manusia-manusia berhati batu hanya karena seruan-seruanmu tak mempan kepada mereka, padahal dirimulah yang telah meninggi hati dalam menyeru mereka??

**

Ya ukhty, begitulah kesimpulanku atas semua kecerobohan yang pernah aku lakukan di masa-masa awal aku mengaji itu. Yah, beberapa poin kecerobohan sebagaimana yang aku tuliskan di atas murni aku sendiri yang pernah melakukannya, dan beberapa poin selainnya adalah hasil pengamatanku terhadap kecerobohan beberapa temanku yang lain, khususnya untuk bagian anak dan suami itu karena aku sendiri belum pernah bersuami, apalagi hendak beranak pinak pula tentunya, bukan begitu??

Selanjutnya ya ukhty, maafkan aku, sekali lagi ma’afkanlah aku karena pada tulisanku kali ini aku menggunakan bahasa yang kasar, bahkan bahasa yang terkesan mengatai-ngataimu saja. Sungguh, aku hanya ingin agar lisanmu (tepatnya, kita) itu berhenti mengeluh dari ini dan itu perkara karena berdasarkan pengalamanku tidaklah dengan kita mengeluh maka apa-apa yang kita keluhkan tersebut dengan serta merta akan membaik begitu saja, serta merta akan selesai bak sim salabim saja. Akan tetapi setiap keluhan itu hanya akan membuat hati kita semakin sesak, dada kita semakin sempit, bahkan keluhan-keluhan tersebut hanya akan membuat kita tanpa sadar akan kehilangan kesyukuran kepada Allah Ta’ala atas semua pemberianNya.

Yakinlah engkau ukhty, bahwasanya setiap keadaan yang engkau dapati dan setiap orang yang engkau temui adalah karena takdir Allah semata, sehingga tidak ada celah bagimu untuk tidak bersyukur kepada Allah atas semua takdirNya itu.

Jikapun lingkunganmu telah membuatmu merasa terdesak dan orang-orang disekitarmu telah membuatmu semakin merasa sesak maka cukup engkau adukan semua itu hanya kepada Allah saja. Silakan engkau adukan semua yang engkau rasakan itu hanya kepada Allah, bukan kepada manusia yang sama lemahnya denganmu. Silakan engkau sampaikan aduanmu itu sampai kelangit ketujuh akan tetapi sesekali jangan engkau mengeluh, apalagi menyampaikan keluhanmu itu kepada manusia-manusia yang ada disekitarmu. Ingatlah engkau kepada ayat:

بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

”Tidak! Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah:112)

Kemudian renungilah olehmu hadits Nabi yang mulia berikut ini:

“Jagalah Allâh, pasti Allâh akan menjagamu! Jagalah Allâh maka pasti engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu! Jika engkau memohon, maka mohonlah kepada Allâh! Jika engkau hendak minta tolong maka mohonlah pertolongan kepada Allâh! Ketahuilah, jika seluruh umat berkumpul untuk memberikan suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak akan mampu memberikan manfaat apapun kepadamu kecuali manfaat yang telah ditetapkan oleh Allâh Ta'ala untukmu. Jika mereka berkumpul untuk membahayakanmu, maka mereka tidak akan mampu membahayakanmu dengan apapun juga kecuali dengan apa yang Allâh Ta'ala tetapkan untukmu. Pena-pena sudah diangkat dan tinta sudah kering.” (Diriwayatkan Imam Tirmizdi, juz IV, hadits no. 2516. Al-Hakim, juz III, hadits no. 541. Imam Ahmad di dalam Musnadnya, juz I, hadits no. 293. Dan Al-Albani menshahihkan hadits ini di dalam buku Shahih Al-Jami’. Sedangkan Tirmidzi mengatakan, hadits ini hasan shahih.)

Ukhty, sekali lagi aku pinta maafmu karena aku sendiri sebenarnya sadar bahwa suratku ini mungkin telah mendzalimi hatimu dan melukai harga dirimu, akan tetapi sungguh rasa cinta dan sayangku kepadamulah yang menggerakkan penaku untuk menggoreskan tintanya di atas kertas ini, insya Allah. Aku menulis seperti ini bukan karena aku mencap diriku telah lebih baik darimu, bukan, sekali lagi bukan karena itu. Aku menulis semata-mata hanya untuk menjadikan diriku sebagai sahabatmu yang sejati, yaitu sahabatmu yang tidak hanya mendiamkanmu dikala engkau melakukan kesalahan, akan tetapi sahabat yang berusaha semampuku untuk menasihati dan mengingatkanmu dalam menetapi kesabaran dan keta’atan, insya Allah.

Kemudian, jika engkau pula menemukan ketidakberesan pada diriku, karena adakalanya kita merasa baik-baik saja akan tetapi saudari-saudari yang membersamai kita malah dapat melihat ketidak-beresan kita tersebut, maka senantiasalah engkau ingatkan aku, jangan engkau biarkan aku terjun bebas ke dalam jurang manusia-manusia pembangkang sementara pembangkangan itu aku lakukan di hadapanmu. Sekali lagi, senantiasalah engkau mengingatkan dan menasihatiku ya ukhty.

Akhirnya, aku memohon kepada Allah agar cintaku kepadamu, begitu pula cintamu kepadaku semoga dapat mengantarkan kita kepada surga Allah dan segala kenikmatan yang disediakan di dalamnya, Aamiin.

Assalamu’alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh
Aku,

Saudari muslimahmu nan senantiasa mencintaimu karenaNya, insya Allah

Khamis, 5 Januari 2012

SEPULUH KARAKTER WANITA SHALEHAH



Muslimah shalihah yangg berakhlak mulia memiliki beberapa karakteristik yang indah.

...
1,bertakwa Kepada Allah SWT dan bisa menjaga dirinya, anak-anaknya, serta harta suaminya. Dalam AlQur’an Allah Berfirman yang maksudnya,“Sebab itu, Maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dir ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah Memelihara mereka.”

(Q.S An Nisa’:34)

2,ia memiliki sifat sabar. Ia bersikap tabah dalam menghadapi berbagai persoalan. Bahkan ia pandai menghibur suaminya yang sedang di rundung masalah. Bukannya malah merunyamkan suasana.

3,senantiasa menjaga shalat 5 waktu. Sebagaimana maklum shalat 5 waktu adalah tiang agama. Muslimah yang menjaga shalatnya adalah sosok muslimah yang sendi-sendi keimanannya kokoh. Ia akan kuat menghadapi berbagai terpaan cobaan dan musibah. Muslimah seperti inilah yang bisa menjadi faktor kunci sukses suaminya.

4,menjaga auratnya dengan baik. Ia tak mau keluar rumah kecuali seizin suaminya. Andaikata keluar, ia menutupi aurat yang menjadi kehormatannya serta suaminya. Allah SWT berfirman yang maksudnya, ”

Hai nabi. Katakanlah kepada isteri-isteri mu, anak-anak perempuammu dan isteri-isteri orang beriman “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal. Karera mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S Al Ahzab, 59)

5,taat kepada suaminya, menghormatinya, mencintainya, menyayanginya. Selalu menampakkan wajah yang menyenangkannya. Selalu memberikan dukungan kepada suami baik dalam urusan pekerjaan atau ibadah. Tidak menghardik atau mengeluarkan kata-kata kotor kepadanya.

Tidak membicarakan aib-aibnya kepada wanita lain. Tak pernah ada niatan untuk menyakitinya. Ia senantiasa menlakukan perbuatan yang membuat ridha suaminya. Rasul SAW bersabda, “Tatkala seorang muslimah melaksanakan shalat 5 waktu, menunaikan puasa wajib dan mematuhi suaminya, maka ia akan memasuki surga Tuhannya.”

6,bisa mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebab mereka lebih dekat kepada anak-anak daripada suami yang lebih banyak keluar untuk bekerja. Seorang Muslimah Shalihah akan mengajarkan anak-anaknya membaca Al Qur’an, menanamkan rasa cinta kepada Nabi SAW beserta keluarganya.

Mendampingi mereka melewati masa kanak-kanak dengan lembut dan penuh cinta, menjauhkan merekan dari akhlak tercela. Dan tak kalah pentingnya, mengajarkan mereka rasa hormat kepada ayahnya.

7,mampu menasehati suami yang sedang lalai dari ibadah dengan cara yang santun dan bijak. Ia bisa mengambil hati suaminya sebelum mengingatkannya. Cara demikian lebih bisa di terima suami ketimbang cara-cara langsung yang akan memperburuk situasi.

8,memiliki prinsip hidup yang kuat. Ia tak mudah terpengaruh gaya hidup non islami yang sekarang ini gencar di budayakan oleh media massa. Sebagai muslimah ia harus tetap berpegang teguh pada ajaran Islam baik dari segi berpakaian, berprilaku dan lainnya. Ia pantang meniru lifestyle wanita non muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meniru gaya hidup suatu kaum, berarti ia termasuk golongan tersebut.”

9,ia mampu menjaga penglihatannya dan kehormatannya. Ia tak mau memandang laki-laki selain suaminya. Kehormatannya di jaga mati-matian demi suaminya. Ia bersolek hanya untuk suaminya. Ini merupakan gambaran Bidadari Syurga.

Allah SWT berfirman.. Yang artinya, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S An Nuur:31)

10,bersikap wara’. Ia tak mau mengkonsumsi makanan-makanan yang haram ataupun yang syubhat. Demikian pula ia menjaga suami dan anak-anaknya dari hal tersebut. Ia faham betul bahwa dari makanan yang baik dan halal akan lahir pula kepribadian-kepribadian yang baik. “Kuatnya agama adalah sikap wara’.” demikian sabda Nabi SAW.

Rasulullah SAW dalam sabdanya,

“Dunia seluruhnya adalah perhiasan, dan perhiasan yang terindah adalah wanita yang shalihah.”

itulah sesungguhnya...




=►Aku bukanlah hebat bila post-post ku berunsur Islamik
# tapi ku harapkan dengannya ALLAH akan memimpin ku menjadi lebih baik

=► Aku bukan seorang yang tahan diuji bila selalu berbicara soal sabar
# tapi ku harapkan ALLAH akan mendidik ku menjadi insan yang tegar dan tabah

=►Aku bukanlah kuat beramal walaupun selalu bercerita soal kematian
# tapi ku berharap dengannya aku pun lebih bersedia menghadapi kematian

:. Aku hanyalah hamba-NYA sekadar menyampaikan walaupun sepotong ayat
:. Aku hanya ingin kita sama-sama menjauhi lorong2 ke neraka
:. Aku hanya ingin kita sama-sama ke Syurga nanti

InsyaALLAH ♥ ♥

Rabu, 4 Januari 2012

~*Tips Cantik Muslimah*~




Jadikanlah malu karena Allah sebagai perona pipinya.
Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya.
Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat.
Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akhirat.
Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu.
Tangannya selalu berbuat baik kepada sesama.
Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah.
Gelangnya adalah tawadhu.
Kalungnya adalah kesucian,
dan seluruh tubuhnya dibalut oleh hijab sebagai perisai bagi kehormatanya.

Subhanalloh.....

~Tabassum~

Kau yang Cantik Pribadinya



Setiap wanita senantiasa mendambakan kecantikan fisik. Tetapi ingat, kecantikan dari dalam yang lebih dikenal dengan istilah inner beauty adalah hal yang lebih penting daripada kecantikan fisik belaka. Karena, apa gunanya seorang muslimah cantik fisik tetapi tidak memiliki akhlak terpuji. Atau apa gunanya cantik fisik tetapi dibenci orang-orang sekitar karena tindak-tanduknya yang tidak baik. Karena itu, kecantikan dari dalam memang lebih diutamakan untuk menjaga citra diri seorang muslimah.

lalu seperti apa sih muslimah yang cantik pribadinya itu, berikut ulasanya…

Menjaga kecantikan dari dalam berarti menjaga etika dan budi pekerti baik, serta menggunakan anggota tubuh untuk hal-hal yang baik berdasarkan sudut pandang syariat Islam.

Allah Subhanahu wata’ala pun dengan tegas menyatakan bahwa antara ciri hamba-Nya yang baik adalah mereka yang baik ucapannya. Mereka yang apabila dihina atau dicaci oleh orang yang jahil atau tidak berilmu, mereka tidak membalasnya kecuali dengan kata-kata baik dan lemah lembut. Allah berfirman disurat Al-Furqan ayat 63, yang artinya “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang- orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.”

Tak hanya itu, seorang muslimah yang baik akan meninggalkan perkataan-perkataan tidak bermanfaat. sebagaimana Rasulullah bersabda, “Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” Mengenai hadits ini, Imam Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Kebanyakan pendapat yang ada tentang maksud meninggalkan apa-apa yang tidak penting adalah menjaga lisan dari ucapan yang tidak berguna.”

Dalam Ad-Daa`wa Ad-Dawaa`, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menerangkan lebih lanjut, bahwa “Menjaga lisan adalah agar jangan sampai seseorang mengucapkan kata-kata yang sia-sia. Apabila dia berkata hendaklah berkata yang diharapkan terdapat kebaikan padanya dan manfaat bagi agamanya. Apabila dia akan berbicara hendaklah dia pikirkan, apakah dalam ucapan yang akan dikeluarkan terdapat manfaat dan kebaikan atau tidak? Apabila tidak bermanfaat hendaklah dia diam, dan apabila bermanfaat hendaklah dia pikirkan lagi, adakah kata-kata lain yang lebih bermanfaat atau tidak? Supaya dia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan yang tidak bermanfaat.”

Termasuk dalam hal ini adalah menjauhi perbuatan ghibah yang berkaitan erat dengan lisan yang mudah bergerak dan berbicara. Maka hendaknya para muslimah memperhatikan apa-apa yang diucapkan. Jangan sampai terjatuh dalam perbuatan ghibah yang tercela. Bila setiap wanita muslim bisa menjaga lisan dari mengganggu atau menyakiti orang lain, insya Allah mereka akan menjadi seorang muslimah sejati. sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim bahwa Rasulullah ShallAllahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”

Pun demikian dengan anggota tubuh lainnya, seperti mata. Untuk menjadikan sepasang mata yang indah dan mempesona, maka pandanglah kebaikan-kebaikan dari orang-orang, jangan mencari-cari keburukan mereka. Allah berfirman mengenai hal ini disurat al-Hujurat ayat 12, artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain.”

Dan terpenting lagi, mempergunakan mata untuk hal-hal yang diridhai Allah dan Rosul-Nya. Hal ini berarti tidak menggunakan mata untuk bermaksiat. Pandangan mata adalah mata air kemuliaan, bukan menjadikannya duta nafsu syahwat sesaat.

Betapa banyak manusia mulia yang didera nestapa dan kehinaan, hanya karena mereka tidak dapat mengendalikan mata. Yaitu ketika matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, karena dipergunakan secara zhalim. Seseorang muslimah yang menjaga pandangan berarti dia menjaga harga diri dan kemaluannya. Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka akan terjerumus ke dalam kebinasaan. Inilah mengapa Rosul menegaskan, “Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian.”

Lalu peliharalah telinga dari mendengarkan musik, gosip, kata-kata keji dan sesat, atau menyebutkan kesalahan-kesalahan orang. Telinga diciptakan untuk mendengarkan Kalam Allah dan instruksi-instruksi Rasulullah. Sepasang telinga yang indah dan baik adalah yang bisa mengambil manfaat ilmu-ilmu keislaman.

Selanjutnya tangan, tangan yang baik adalah tangan yang diulurkan untuk membantu dan menolong sesama muslim, serta bersedekah dan berzakat. Kita diberi dua tangan; satu untuk membantu kita dan satu lagi untuk membantu orang lain. Lalu Islam juga mengajarkan bahwa tangan ‘di atas’ lebih baik dari tangan ‘di bawah’. Tentang hal ini, suatu ketika, Rosul ditanya oleh para istrinya, “Siapakah di antara kami yang pertama kali akan menemui engkau kelak?” Dengan suara bergetar, Nabi menjawab, “Tangan siapa di antara kalian yang paling panjang, itulah yang lebih dahulu menemuiku.” “Tangan paling panjang” yang dimaksud Rasulullah adalah yang gemar memberi sedekah kepada fakir miskin.

Maka, jaga baik-baik kedua tangan, jangan dipergunakan untuk memukul seorang muslimah lainya, dipakai untuk mengambil barang haram ataupun mencuri, jangan dipergunakan untuk menyakiti makhluk ciptaan Allah, atau dipergunakan untuk mengkhianati titipan atau amanah. Atau untuk menulis kata-kata yang tidak diperbolehkan.

Kemudian kedua kaki yang ‘indah’ adalah yang dipergunakan untuk mendatangkan keridhaan Allah. Jagalah kedua kaki untuk tidak berjalan menuju tempat-tempat yang diharamkan atau pergi ke pintu penguasa yang kafir. Karena hal itu adalah kemaksiatan yang besar dan sama saja dengan merendahkan diri muslimah. Lalu jangan sekali-kali mempergunakan kaki untuk menyakiti saudara-saudari muslimah, pergunakanlah untuk berbakti kepada Allah, misalnya dengan mendatangi masjid, tempat-tempat pengajian, berjalan untuk menuntut ilmu agama serta menyambung tali silaturahim, atau melangkahkannya untuk berjihad di jalan-Nya.

Rosul bersabda, “Barangsiapa yang kedua telapak kakinya berdebu di jalan Allah, maka haram atas keduanya tersentuh api neraka.” Beliau menerangkan lagi, “Allah akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalan-Nya, seraya berfirman: “Sesungguhnya orang yang berangkat keluar untuk berjihad di jalan-Ku, karena keimanan kepada-Ku dan membenarkan (segala ajaran) para Rasul-Ku, maka ketahuilah bahwa Akulah yang akan menjaminnya untuk masuk ke dalam surga.”

Demikian pula dengan segenap anggota tubuh lainnya. Semuanya akan nampak indah serta mempesona apabila dipergunakan dalam rel ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya. Kecantikan fisik seorang muslimah bahkan sangat dipengaruhi kecantikan batin. Untuk mendapatkan tubuh yang ramping, maka cobalah untuk berbagi makanan dengan orang-orang fakir-miskin.

Kecantikan sejati seorang muslimah tidak terletak pada keelokan dan keindahan fisik atau keindahan pakaiannya. Kecantikannya sangat dipengaruhi perilaku dan ketaatannya kepada Allah dan Rosul-Nya. Kecantikan sebenarnya direfleksikan dalam hati dan jiwanya.

Maka jadikan malu karena Allah sebagai perona pipinya. Zikir yang senantiasa membasahi bibir adalah lipstiknya. Kacamatanya adalah penglihatan yang terhindar dari maksiat. Air wudhu adalah bedaknya untuk cahaya di akhirat. Kaki indahnya selalu menghadiri majelis ilmu. Tangannya selalu berbuat baik kepada sesama. Pendengaran yang ma’ruf adalah anting muslimah. Gelangnya adalah tawadhu. Kalungnya adalah kesucian, dan seluruhnya dibalut oleh hijab sebagai perisai bagi kehormatanya.

Isnin, 2 Januari 2012

♥ Membangun Semangat Hidup ♥


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sahabat saudaraku fillah..

Di kala hati kita diliputi suasana gembira biasanya semangat hidup meningkat. Sehingga melakukan kegiatan apapun terasa amat menyenangkan. Namun tidak demikian jika kita mengalami berbagai masalah sehingga tak jarang semangat hidup pun ikut melemah . Lantas bagaimana agar semangat hidup yang melemah bisa bangkit kembali ?

♥ ~ Beriman Kepada Allah

Iman kepada Allah adalah sumber semangat hidup yang tak pernah padam. Orang yang beriman meyakini bahwa Allah tak akan membebani hamba-Nya melebihi kemampuan.” Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” ( QS. Al- Mu’minun : 62 ). Dalam menghadapi berbagai persoalan hidup mereka berusaha mengatasinya dengan sabar dan berserah diri kepada Allah karena tak ada segala sesuatu di dunia tanpa kehendak –Nya. Bukti keimanan adalah menyerahkan urusan kepada Allah, bertawakal kepada-Nya , percaya akan janji-Nya, ridha dengan ketentuan-Nya , berprasangka baik kepada-Nya dan optimis akan datangnya pertolongan dari-Nya. Semakin kita meningkatkan keimanan kepada Allah maka kita akan memiliki dorongan semangat hidup yang lebih baik karena apapun yang kita lakukan hanyalah mencari ridha Allah semata.Kalau toh terjadi hal yang tak diinginkan dalam perjalanan hidup anggaplah itu sebagai kerikil dan penghias warna kehidupan.

♥ ~ Berusaha Berpikir Positif

Ketika kita renungkan mungkin begitu banyak hal yang tak bermanfaat yang kita pikirkan dalam kehidupan sehari-hari . Jika kita berpikir jernih, sesungguhnya pikiran yang negatif dan pikiran yang tak bermanfaat itu akan merusak diri sendiri. Karena pikiran akan sangat berpengaruh terhadap berbagai aktifitas kehidupan. Oleh karena itu berpikirlah positif bahwa di balik segala peristiwa ada hikmah terindah untuk kita.

♥ ~ Berusaha Berbicara yang Baik

Kata-kata yang baik.. kata-kata yang positif dan kata-kata yang membangkitkan semangat ibarat memberi cahaya penerang kegelapan bagi insan ketika dirundung berbagai persoalan. Hal ini akan berdampak juga terhadap diri sendiri . Jika kita senang berbicara yang baik dan positif biasanya akan disenangi banyak orang sehingga bukan mustahil semangat hidup kembali bersinar.


♥ ~ Dengarkan Kata-kata yang Baik

Jika kita sering mendengar kata yang tidak baik dan kata yang melemahkan semangat, maka kepribadian kita pun akan ikut terpengaruh, sehingga semangat kita pun akan melemah. Oleh karena itu berusahalah berteman dengan orang yang berbicara baik karena mereka akan mendorong kita untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih jernih. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap sikap, emosi dan tindakan kita dalam menghadapi kehidupan.

Saudaraku..bangunlah kembali semangat hidup yang pernah padam ..kuatkan kembali langkah kita agar hidup kian bermakna.

♥ Kupinta Maafmu Sepenuh Jiwa ♥




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Sahabat..tak terasa waktu terus berlalu..sekian lama kita bersama..

Mengukir bahagia di hati tak jarang derita ikut menyertainya..

Diriku..dirimu dan kita memang memiliki karakter yang berbeda...

Allah mempertemukan di jalan ini tentu banyak hikmah yang indah andaikan kita membuka hati untuk memahaminya..

Di sinilah segalanya berawal...Diriku mengenalmu walau tak seutuhnya..kita bersahabat dekat bahkan teramat dekat...

Bagiku, dirimu adalah teman yang asyik untuk berbagi.. teman untuk bercanda, tertawa dan saling menumpahkan isi hati , namun tak jarang pertengkaran kecil sering mewarnai kebersamaan kita..hingga akhirnya kita saling mengenal dan memahami karakter kita yang sebenarnya..

Sahabat...Maafkan diriku yang mungkin menurutmu egois dan suka berprasangka buruk..semua berawal karena diriku belum mengenalmu dengan seutuhnya..

Maafkan diriku yang ternyata sering membuatmu berkeringat dingin karena harus menerima sikap egoisku..

Di kala ku menyadari itu semua..diriku tak kuasa untuk membendung rasa sesal di dada karena sering merepotkanmu dengan sikap dan perkataanku.Sebenarnya,.. sungguh tak bermaksud diri ini menyakitimu dan melukai perasaanmu ..sekali lagi maafkan diriku yang belum bisa memahamimu sepenuhnya...

Teringatku beberapa petuah bijak tentang persahabatan dan persaudaraan ..

♥ “Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” (Q.S. Ali Imran : 103)


♥ “Tidak beriman seorang dari kamu, sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari Muslim).


♥ “Janganlah kalian saling dengki, menipu, marah, dan memutuskan tali persaudaraan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain(dia) tidak mendzalimi,mengabaikan,mendustakan dan menghina. Taqwa itu ada di sini ( seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali ). Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya,hartanya dan kehormatannya (HR.Muslim).


♥ Sahabat yang baik itu terbuka, saling memberi , saling menerima , saling memahami dan tidak berprasangka buruk.

♥ Sahabat adalah orang yang ikut merasakan kesedihan dan mencoba untuk saling membahagiakan.

♥ Sahabat adalah ibarat permata yang sukar dicari. Kehilangan sahabat adalah kehilangan bagian dari hidup kita. Maka jangan sia-siakan mereka karena melalui persahabatan dan persaudaraanlah hidup kita menjadi lengkap dan indah penuh warna.

Namun sungguh.. mengamalkan itu semua sangat berat kurasa..jujur diriku belum mampu berbuat demikian..

Satu hal yang bisa membesarkan hati dan tidak membuatku larut dalam penyesalan adalah nasehat berikut ini ; Siapapun diri kita, sesholeh apapun diri kita ...kita ini hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa. Sesungguhnya sebaik- baik orang bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, namun ia adalah orang yang mau mengakui kesalahan lantas bertaubat dan bersegera kembali ke jalan yang diridhai-Nya.

“Semua anak Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah orang yang banyak bertaubat”. (H.R At Tirmidzi).

Tahukah dirimu sahabat? Aku merasakan begitu besar jasamu dalam perjalanan hidupku walau mungkin dirimu tak pernah menyadarinya.. Dengan sikap bijakmu dan luasnya ruang hatimu kupinta maafmu dengan sepenuh jiwa semoga mampu membuat jalinan persahabatan dan persaudaraan kita menjadi utuh seperti semula..

♥Terbitkan Nuansa Indah di Beranda Hati Kita♥




Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sahabat saudaraku fillah.. Sungguh.. begitu indah kehidupan yang diwarnai dengan cinta,kasih sayang dan kepedulian yang tulus terhadap sesama. Semerbak wanginya menggambarkan suburnya taman indah di hati kita. Akankah nuansa indah itu tetap terpatri dalam sanubari? Ataukah segalanya akan sirna oleh kotornya hati dan ketidak pedulian kita?

Duhai sahabat... mari kita merenung sejenak...

Ketika diri bertanya...Pernahkah terlintas dua rasa yang berbeda menguasai diri, menguasai relung hati lantas berbuah perbuatan yang merusak hati dan jiwa yang terpelihara?

Suatu ketika dengan sepenuh hati kita menyayangi, menghargai dan mencintai orang - orang yang terdekat dengan kita, tak lupa kitapun berkata padanya:
"::: alangkah mulianya akhlaqmu, pribadimu, dan semua yang ada pada dirimu....sungguh..segalanya telah menawan hati ..akankah diri ini mampu memiliki pribadi seindah dirimu?? ":::

Namun di lain waktu ...

Ketika tabir kepribadian terkuak, kelemahan diri telah diketahui... masihkah kita mengagumi, menyayangi dan mencintainya? Akankah nuansa indah itu masih tersisa? Atau barangkali kebencian yang menggantikan segala rasa yang pernah ada?

Andaikan rasa benci itu yang ada, mari kita bertanya sejujurnya pada hati, apakah memang benar segala rasa yang indah itu sudah sirna..atau hanya tertutup oleh perasaan benci sesaat? Di kala diri dikuasai amarah terkadang kita mengambil keputusan dengan rasa benci, walau seiring perjalanan waktu rasa benci itu perlahan - lahan sirna.Ternyata rasa sayang dan cinta masih begitu mewabah dan mengalahkan kebencian sesaat.

Wahai sahabat saudaraku fillah..Inginkah kita menerbitkan kembali nuansa indah itu di beranda hati kita? Mari sejenak kita kaji, renungkan dan amalkan langkah-langkah berikut;

♥ Perbanyak istighfar, mohon ampun kepada Allah barangkali segalanya bermula dari kelemahan diri yang begitu mudah berprasangka buruk sehingga hati kita terluka.

♥ Ketika ada rasa benci tetaplah sisakan ruang hati dengan rasa sayang dan cinta seperti yang dulu pernah ada

♥ Kembalikan segala rasa itu kepada Allah dan minta yang terbaik menurut-Nya melalui sholat istikharah

♥ Orang-orang yang kita sayangi dan kita cintai bukanlah milik kita,semua hanya amanah/ titipan dari Allah yang harus kita hargai,hormati, sayangi , cintai dan kita jaga dengan penjagaan yang terbaik menurut syariat-Nya

♥ Ukir di relung hati yang paling dalam segala kebaikannya dan ingatlah kesalahan yang pernah kita perbuat. Namun lupakan segala kebaikan kita kepadanya dan maafkan kesalahannya.

♥ Menyayangi dan mencintai hanya karena Allah. Belajar menempatkan cinta tertinggi hanya kepada-Nya. Jika kita mencintai karena Allah kita akan belajar memahami dan menerima segala kelebihan dan kekurangan saudara kita untuk bersama saling mengisi dan melengkapi.

♥ Untuk menjadi pribadi yang baik perlu proses yang panjang, namun untuk menumbuhkan kesadaran menjadi baik tidak perlu waktu lama, yang terpenting saling menyadari dan bulatkan tekad harus berubah lebih baik.

♥ Hidup ini seperti memasuki Universitas Kehidupan dengan Fakultas Kesabaran, Ketekunan, Kegigihan dan Keikhlasan untuk terus belajar meraih prestasi yang terbaik di hadapan-Nya. Bagi mereka yang tekun belajar dan tekun memperbaiki diri adalah pemenang sejati.

♥ Ketika kita menanam padi rumputpun ikut tumbuh,jika kita menanam kebaikan belum tentu berbalas kebaikan pula. Namun demikian tetaplah berbuat baik,semoga Allah membalas kebaikan kita dari arah yang tak terduga.

♥ Kemarin adalah masa lalu yang tidak bisa diputar ulang namun bisa kita ambil hikmah.Sedangkan besok belum kita ketahui mungkin jalan hidup sudah berubah. Yang pasti adalah hari ini. Untuk itu marilah mulai hari ini kita lakukan yang terbaik untuk orang yang terdekat dan orang yang kita sayangi karena barangkali besok kita sudah tidak bisa berjumpa lagi.

♥ Menyayangi dan mencintai dengan sederhana dan hanya seujung kuku walau digunting dan dipotong akan tetap tumbuh dan bersemi selalu

♥ Jika kita sedang memiliki permasalahan dengan sahabat , saudara ataupun siapapun orang yang kita sayangi jangan lupa berdo'a. Karena Do’a adalah perekat kasih sayang.

" Ya Allah jalinkanlah hati kami dalam kasih sayang, damaikanlah selisih kami dan bimbinglah kami ke jalan kesejahteraan serta bebaskanlah kami dari kegelapan kepada cahaya. Jauhkanlah kekejian kami,baik lahir maupun batin dan limpahkanlah kepada kami berkah, baik mengenai pendengaran, penglihatan dan hati nurani, serta terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang"..aamiin.

Apa Yang Kita Sukai Belum Tentu Yang Terbaik




Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Sahabat saudaraku fillah..

Terkadang apa yang kita benci justru mendatangkan kebaikan, sebaliknya apa yang kita sukai tak jarang mendatangkan kesusahan. Janganlah kita merasa aman dengan kesenangan, karena bisa saja menimbulkan kemudharatan. Namun jangan pula berputus asa jika mengalami kesulitan karena bisa jadi mendatangkan kesenangan di kemudian hari.

Mari kita renungkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berikut ini: “.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” ( QS. Al Baqarah: 216 ).

Saudaraku..hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik dan terburuk untuk kita. Hal ini karena pengetahuan Allah tidak terbatas, sedangkan apa yang kita ketahui amatlah terbatas. Kita hanya mampu menilai apa yang tampak dan mudah dipahami seketika. Oleh karena itu kita harus menyandarkan diri , berserah diri dan memohon petunjuk kepada kebijaksanaan Allah. Apa yang terbaik menurut-Nya pasti terbaik untuk kita. Sesungguhnya setiap hal atau kejadian di dunia ini tak luput dari kehendak Allah pula. Kita hanya menjalani apa yang telah ditetapkan-Nya.

Dalam hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman : “ Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ ( QS. Hud : 107 ).

Dengan memiliki kesadaran seperti ini kita akan berupaya untuk melihat sisi baik dan hikmah di balik setiap peristiwa. Sehingga kita meyakini bahwa apa yang kita anggap buruk saat ini belum tentu berakibat buruk di masa mendatang . Sebaliknya, setiap hal yang kita sukai dan kita angggap baik saat ini belum tentu yang terbaik untuk masa depan kita. Demikianlah saudaraku..semoga untaian ini bermanfaat.