Ahad, 25 September 2011

♥☆ Cinta dan Benci secara Sederhana ☆♥

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Sahabat saudaraku fillah... Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam bersabda: “ Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai.” ( HR. Bukhari , Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah ). Duhai sahabat saudaraku fillah...pernahkah begitu dekat dengan seseorang dan kita mencintainya secara berlebihan? Di mata kita dia adalah seorang yang begitu sempurna tanpa cela sedikitpun. Jika ada orang lain yang mencela atau menyakiti dirinya kita habis-habisan membelanya. Sedemikian cintanya sampai-sampai kita tak menyadari bahwa setiap orang bisa berubah kapanpun dan tak luput dari kesalahan. Begitu juga mungkin kita pernah membenci seseorang secara berlebihan, seolah tak ada kebaikan sedikitpun . Walaupun dia sudah berbuat baik di mata kita tetaplah salah. Sedemikian bencinya sampai menutup hati kita dari kebenaran. Cinta dan benci yang berlebihan tidaklah baik. Sikap yang terbaik bagi sesama insan adalah sewajarnya, sederhana saja. Islam mengajarkan kepada kita untuk tak berlebihan dalam segala hal.
Termasuk dalam mencintai dan membenci seseorang atau sesuatu. Mengapa kita tak boleh mencintai dan membenci seseorang secara berlebihan?

1.Agar kita bisa bersikap adil Orang yang cinta dan benci secara berlebihan sulit bersikap adil. Jika orang yang dicintainya secara berlebihan berbuat salah kita menganggapnya tetap benar. Sebaliknya jika orang yang dibencinya berlebihan berbuat kebaikan kita tetap menganggapnya sebuah kesalahan. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengingatkan kita untuk bersikap adil dalam menilai seseorang. “ Wahai orang-orang yang beriman ! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, ( ketika ) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena ( adil ) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. “( QS. Al- Maidah : 8 ).

2. Karena kita tidak pernah tahu akan perubahan seseorang Bisa jadi orang yang kita cinta, kita puja, kita kagumi dan kita anggap separuh jiwa itu berbalik kita benci karena sikap dan perbuatannya yang membuat kita kecewa. Begitupun seorang musuh bisa berubah menjadi sahabat sejati, teman bicara yang menyenangkan dan bisa mendukung kita dalam banyak hal. Jadi, cintailah dan bencilah seseorang atau sesuatu secara wajar dan sederhana saja, jangan berlebihan. Karena sesungguhnya hanya Allah dan Rasul- Nya yang pantas kita cintai sepenuh hati dan sepenuh jiwa mengalahkan segala yang ada di dunia ini.

“ Ada tiga perkara yang jika terdapat pada diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman yakni ; menjadikan Allah dan rasul-Nya lebih dicintai dari apa yang selain keduanya, mencintai seseorang dan tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan membenci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka. “ ( HR. Bukhari ).

~ Kebijaksanaan Dari Sepotong Pensil ~




“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?” Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, “Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi. Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. “Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, “Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”, Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

pertama: pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

kedua: dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

ketiga: pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

keempat: bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.

kelima: sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan… Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”.








Isnin, 19 September 2011

MEREKA MENGAJARKAN KITA




Hal yang sangat menyedihkan adalah
SAAT KAU JUJUR pada temanmu
Tapi DIA BERDUSTA padamu
Saat dia telah BERJANJI padamu
Tapi dia MENGINGKARINYA
Saat kau memberikan PERHATIAN
Namun DIA TIDAK MENGHARGAINYA

BIARLAH...
JANGAN pernah MENYESALI
Atas apa yang TERJADI PADAMU
Sebenarnya hal-hal yang engkau ALAMI
Sedang MENGAJARIMU...

Saat temanmu BERDUSTA padamu atau
TIDAK MENEPATI JANJINYA padamu atau
TIDAK MENGHARGAI PERHATIAN yang engkau berikan,
SEBENARNYA DIA TELAH MENGAJARIMU
AGAR KAU TIDAK BERPERILAKU SEPERTI DIA

Bila kau dibutuhkan hanya pada` saat dia sedang KESULITAN
Sebenarnya juga SUDAH MENGAJARIMU
UNTUK MENJADI ARIF dan SANTUN,
Kau telah MEMBANTUNYA saat dia kesulitan

Begitu banyak hal yang tidak menyenangkan
Yang sering kau alami, ataupun
Bertemu dengan orang-orang yang menjengkelkan,
egois, dan sikap yang tidak mengenakkan.
Dan betapa tidak menyenangkan menjadi orang yang dikecewakan,
Disakiti, tidak diperdulikan atau dicuekin,
Atau bahkan dicaci maki dan dihina.

BIARLAH....
Sebenarnya orang-orang tersebut sedang MENGAJARIMU
Untuk Melatih MEMBERSIHKAN HATI dan JIWA
MELATIH untuk menjadi ORANG YANG SABAR
Dan MENGAJARIMU UNTUK TIDAK BERPERILAKU DEMIKIAN.
Itu semua diperlukan agar kelaK DIRIMU MENJADI INDAH. (Ir. Permadi Alibasyah "Sentuhan Kalbu")

::: TITIK BALIK PERUBAHAN :::



SEDIKIT SAJA ANAK PANAH BERGESER FOKUSNYA, MAKA AKAN TERJADI PERGESERAN SANGAT BESAR DARI TITIK BIDIK. PERUBAHAN KECIL PADA MASA SEKARANG ,AKAN MEMBAWA PERUBAHAN BESAR DIMASA YANG AKAN DATANG***Tersebutlah seorang pemuda ahli maksiat. Tiada satu haripun dia lalui kecuali dia gunakan untuk mabuk-mabukkan, berjudi, main wanita dan sederet kemaksiatan lainnya.Suatu malam dia berkeliling mencari wanita yang mau diajak kencan.Pucuk dicinta ulampun tiba. Dari sebuah rumah berlentera terang, terdengar olehnya suara merdu. Pemuda itu segera tahu bahwa didalam rumah berdiam seorang wanita cantik tak bersuami, dan tanpa pikir panjang diapun segera masuk. Namun ketika sudah berada di dalam rumah, dia malah tertegun. Dia melihat wanita tersebut sedang membaca Al-quran.Diapun semakin terhanyut, tatkala mendengar wanita itu membaca ayat ke-16 dari QS Al-Hadid (57); “BELUM TIBAKAH WAKTUNYA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN UNTUK TUNDUK HATI MEREKA UNTUK MENGINGAT ALLAH DAN KEPADA KEBENARAN YANG TELAH TURUN KEPADA MEREKA?”Sontak saja hati sang pemuda tergetar. Ayat itu seakan-akan ditujukan kepadanya. Hatinya yang sekian lama dibaluri karatan dosa seakan terkuak. Cahaya Iman yang telah sekian lama padam kini bersinar kembali. Saat itu, ambruklah nafsu syahwatnya. Dia tertunduk lesu dan menangis.Dia berlari ke mesjid untuk bersujud kepada Allah yang telah lama dilupakannya.Sejak peristiwa itu, kelakuan sang pemuda berubah 180 derajat. Dia larut dalam ibadah dan mencari ilmu. Pemuda itu bernama Fudhail bin’ Iyadh. Kemudian dia dikenal sebagai Sufi besar pada zamannya.***Sedikit saja anak panah bergeser fokusnya, maka akan terjadi pergeseran sangat besar dari titik balik. Perubahan kecil pada masa sekarang, akan membawa perubahan besar dimasa yang akan datang. Karena itu , kemampuan memilih sikap bisa mengubah total kehidupan seseorang dimasa datang. Itulah yang terjadi pada Fudhail bin ‘Iyadh.Hanya lewat satu peristiwa , dia mengubah haluan hidupnya, sehingga berubah pula perjalanan nasibnya, dari seorang ahli maksiat menjadi ahli Taat yang namanya terus abadi hingga berabad-abad lamanya. “TEGURAN” dari Allah benar-benar menohok jiwanya, hingga dia tersadarkan dari tidur panjang berselimutkan kejahiliyahan.Tiada diragukan lagi, hidayah Allah-lah yang menjadikan seseorang berubah. Namun hidayah dari Allah bukan barang Gratisan, karena ia harus dicari. Tidak bisa kita mengatakan bahwa Allah belum memberi kita hidayah, sementara hidayah Allah bertebaran dimana-mana, disetiap waktu, disetiap tempat dan disetiap peristiwa. Masalahnya mau atau tidak kita mengambilnya.Andaikan hidayah itu Televisi, maka kita harus berikhtiar agar dapat menyalakannya.Andaikan Hidayah itu ada di majelis Ilmu , kita harus rajin mendatanginya.Andaikan hidayah itu ada dalam doa, rajin-rajinlah berdoa memohon hidayah.Berdoalah untuk diri sendiri, untuk pasangan hidup, untuk orang tua, untuk anak cucu, untuk sanak saudara, serta orang-orang yang kita kenal maupun tidak kita kenal. Orang yang belum pernah berbuat baik maupun orang yang pernah menzalimi kita.Sekali lagi Allah Ta’ala menebarkan kunci-kunci hidayah disekitar kita.Didalam setiap peristiwa yang ditakdirkan , terkandung limpahan hidayah yang bisa membuat seseorang terbangkitkan energi dirinya.Ada yang berubah ketika ditinggal mati orangtuanya.ada yang berubah ketika mendapat hinaan dari atasannya,ada yang berubah ketika bangkrut usahanya,ada yang berubah ketika mendapat nasehat dari orang berilmu,ada yang berubah ketika dia masuk penjara,ada yang berubah ketika patah hati dan dikecewakan,ada yang berubah ketika melihat bening mata bayi kecilnya, dsb.Bahkan jatuhnya sebutir Apel dari pohon dapat mengubah wajah dunia secara keseluruhan, seperti yang terjadi pada Isaac newton. Jatuhnya Apel telah menginspirasinya untuk menemukan Hukum relativitas.Yang terpenting maukah kita membuka hati dan pikiran?Maukah kita belajar serta mau mengakui kelemahan diri?Jika hal ini dilakukan , akan lebih mudah bagi kita untuk meraih limpahan hidayah Allah, kapanpun dan dimanapun kita berada. Namun jika belum mau juga, tampaknya kita harus menderita terlebih dulu sebelum melakukan perubahan. Biasanya penderitaan Efektik mengubah seseorang***(Dikutip dari “ Mengantar Ginjal Ke Surga” karya Eman Sulaiman )