Ketika kita melihat fenomena seperti sekarang ini begitu banyak kekerasan dalam rumah tangga yang pada akhirnya berujung pada perceraian.Mengapa ini bisa terjadi? apakah sudah tidak ada lagi rasa cinta? Bukankah dulu butuh perjuangan yang panjang untuk mendapat restu dari orang tua?mengapa sekarang setelah mendapat restu dan segalanya menjadi halal kita yang mencerai- beraikan. Ketika kita memutuskan untuk mencintai seseorang kemudian bertekad menjalani kehidupan bersama dalam rumah tangga kita harus membuktikan deklarasi jiwa bahwa kita akan selalu mencintainya dalam situasi apapun.Yakinlah apapun yang Allah pilihkan untuk kita berupa pasangan hidup itulah yang terbaik untuk kita.Kalau saat ini belum baik mungkin Allah punya rencana supaya kita bisa tumbuh dan berkembang bersama untuk belajar bersama memperbaiki segala kekurangan yang ada dan saling melengkapi. Mencintai perlu pembuktian yang sungguh-sungguh,bukan hanya dalam bentuk perkataan.Mencintai bukan hanya tentang rasa suka dan tertarik,tetapi tentang kesiapan dan kemampuan memberi,berkorban,memperhatikan,menumbuhkan,merawat dan melindungi. Sekali deklarasi tidak terbukti maka kepercayaan lenyap. Iulah mengapa sering terjadi perkawinan bubar, persahabatan berakhir, keluarga berantakan dan pemimpin jatuh karena tidak lagi bisa dipercaya.
Sahabat saudaraku fillah…,berikut ini kami sajikan sebuah kisah yang perlu kita jadikan renungan dan semoga bermanfaat bagi kita yang belum berumah tangga apalagi yang sudah berumah tangga.
Kulitnya hitam. wajahnya jelek. usianya sudah tua….
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.
Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.Aku takkan menikah lagi."
Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik karena perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."
Begitulah cinta ketika ia terurai menjadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...
Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata...
Kalau cinta sudah terurai menjadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.
Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya lahir dari pribadi yang juga mempunyai integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus nampak setiap saat sepanjang kebersamaan.
Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang seharusnya dilakukan oleh para pecinta sejati adalah memberi kebaikan tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki tadi, yang terus membahagiakan istrinya begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.
Cinta yang tidak terurai menjadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.
Demikianlah sahabat..semoga kita bisa memetik hikmah dari kisah ini.
Sumber : Dudung.net( diedit dan disunting kembali)