Sabtu, 8 Oktober 2011
♥☀ Ilmu yang Bermanfaat ☀♥
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sahabat saudaraku fillah...
Ilmu disebut bermanfaat apabila memiliki nilai kebaikan baik bagi diri sendiri , bagi sesama manusia maupun bagi alam. Namun manfaat tersebut menjadi kecil manakala dengan memiliki ilmu tak menjadikan pemiliknya semakin mendekatkan diri kepada Allah, mungkin saja meningkat derajat kita di hadapan manusia tapi belum tentu di mata Allah .
Beberapa ahli berpendapat bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang sinar cahayanya meluas dalam dada dan mampu membuka penutup pintu hati. Menurut Imam Malik bin Anas radhiyallahu ‘anhu berkata :” Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan ( sesuatu ) , melainkan hanyalah cahaya petunjuk yang diturunkan ke dalam hati manusia. Adapun ilmu itu untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri.”
Sahabat saudaraku fillah...
Sesungguhnya ilmu Allah itu amatlah luas, sebagaimana dalam firman-Nya:
“Katakanlah, “ Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menuliskan) kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ( dituliskan ) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”( QS.Al-Kahfi : 109 ).
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut ( menjadi tinta ) , ditambahkan kepadanya tujuh laut ( lagi ) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis –habisnya ( dituliskan ) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( QS. Luqman : 27 ).
Sekiranya dengan bertambahnya ilmu kita makin dekat kepada Allah, niscaya kita akan mendapatkan janji Allah.” Allah akan meninggikan orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” ( QS. Al-Mujadilah : 11).
Duhai sahabat saudaraku fillah...bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh ilmu yang sinar cahayanya dapat meluas dalam dada serta dapat membuka pintu hati? Imam Syafi’i semasa menjadi santri pernah mengeluh kepada gurunya, “ Wahai guru , mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah sekali memahaminya dan bahkan cepat lupa?” Sang guru menjawab, “ Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yang bening dan bersih.” Artinya ilmu itu tidak akan dapat menerangi hati yang keruh dan banyak berbuat maksiat.
Apabila kita menginginkan ilmu yang bisa menjadi amal sholeh,hendaknya kita meluruskan niat dan berusaha membersihkan hati kita dari rasa ujub dan penyakit hati yang lain. Hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan duniawi dan tidak mendzalimi sesama.
Lalu bagaimana agar hati kita bersih dari penyakit hati? Ujar Ibrahim al-Khawash, “Yang menyembuhkan penyakit hati ada lima yaitu : Pertama, membaca Al- Quran dengan menelaah maknanya. Kedua perut yang kosong (shaum/puasa). Ketiga, Qiyamul lail., Keempat, Mendekatkan diri kepada Allah diwaktu sahur, dan Kelima bergaul dengan orang-orang shaleh“ (At-Tibyan).
Sahabat saudaraku fillah..
Demikianlah catatan ini, semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan ilmu yang menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah. Sungguh sekiranya hati kita telah bercahaya hidup kita akan terasa indah, nyaman, lapang dan tenteram..subhanallah.
♥☆♥.:!:.♥☆♥.:!:.♥☆♥.:!:.♥☆♥