Jumaat, 5 Ogos 2011

Berani Hidup Tak Takut Mati.



Bismillahirrohmanirrahim.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Sahabat fillah yang selalu di berikan nikmat iman dan nikmat sehat oleh Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali dihadapkan dengan persaingan yang merupakan bagian dari kehidupan dan membutuhkan keberanian untuk memenangkan persaingan tersebut.

Setiap orang, apapun profesinya harus berani menjalani hidup ini dengan keputusan yang telah ia tetapkan. Dalam makna inilah kita memahami firman Allah, “Jika kamu berbuat baik(berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS Al-Isra’:7).

Rasulullah juga diperintahkan untuk menyadarkan ummatnya, betapa hidup adalah pilihan-pilihan. Kepadanya Allah memerintahkan, “Katakanlah:’Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (diantara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini. Sesungguhnya, orang-orang yang dzalim itu tidak akan mendapat keberuntungan.’”(QS. Al-an’am:135).

Dengan demikian tidak ada konteks pemaksaan bagi perilaku seseorang, melainkan didasarkan atas keinginannya sendiri. Bahkan dalam agama sekalipun kita tidak selayaknya menerima suatu paksaan untuk memeluknya.

Prinsip keberanian dalam hidup menegaskan bahwa siapapun kita, seorang manusia dewasa harus mampu melilih dengan berani jalan hidup apa yang akan kita tempuh. Kita harus mengisi kehidupan ini dengan segala hal yang memang semestinya kita jalani. Sebagai mahasiswa, misalnya, kita harus belajar dengan tekun, kita harus berani menanggung lelahnya belajar, sulitnya menghapal dan mempertahankan daya ingat.

Hidup memang pilihan-pilihan. Siapa yang berbuat harus mampu untuk bertanggung jawab. Demikian pula apabila kita memilih jalan maksiat, kita harus berani untuk menghadapi segala resiko yang mengancam baik di dunia maupun di akhirat. Maha Benar Allah, ketika kelak setelah menghitung amal manusia yang buruk maupun yang baik, Ia berkata “Wahai manusia sekalian, ini hanyalah apa yang telah kamu kerjakan yang Aku hitung, lalu Aku datangkan balasannya.”

Semua ini akan membawa kita kepada kesadaran penuh akan segala tindakan yang kita ambil. Kesadaran untuk orang yang telah menempuh jalan kebaikan akan mendatangkan keyakinan penuh atas jalan yang ditempuhnya, memacu motivasi dan meningkatkan produktifitas. Sedangkan bagi orang yang telah menempuh jalan keburukan, maka kesadaran diharapkan dapat membukakan pintu hidayah baginya.

Agama Islam menginginkan setiap orang menyadari apa yang dilakukannya, mengerti konsekwensi akan sebuah tindakan dan perbuatannya. Karena pda kondisi normal seorang manusia dewasa dapat menolak atau menerima, memilih atau meninggalkan.

Kesadaran, kadang dikembalikan kepada norma kepribadian yang umum dikenal. Salah satu ucapan yang sering diucapkan Rasulullah pada awal masa kenabiannya adalah “Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sesuka hatimu.”Kesadaran juga dikembalikan pada keyakinan akan kekuasaan Allah. Artinya apabila kita memilih jalan kebaikan, maka Allah akan membalas kita dengan kebaikan pula. Begitu pula sebaliknya.

Maka, tak ada pilihan bagi kita, kecuali berani memilih jalan kebenaran. Berani mengakui kesalahan bila tindakan yang kita ambil memang salah, serta berani untuk bertanggung jawab atas segala tindakan yang kita ambil dalam hidup ini. Hidup memang harus dijalani dengan keberanian dan kesadaran diri yang benar.

Wallahu a'lam bish'showwab.