Selasa, 1 Mac 2011

bila musibah menimpa..



Firman ALLAH SWT :

"Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar:
(Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.”
Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmatNya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayahNya."
(Q.S Al Baqarah : 155 - 157)

Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat.” 
(QS. Al-Baqarah: 153)

Rasulullah SAW bersabda: 
“Sungguh aneh bagi seseorang mukmin itu, seluruh keadaan yang menimpa dirinya dianggap sebagai sesuatu kebaikan bagi dirinya. Keadaan seperti ini tidak akan ditemui pada sesiapapun kecuali seorang yang beriman. Jika dia mendapat kesenangan lalu dia bersyukur, maka perkara itu akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya. Jika mendapat kesusahan lalu dia bersabar, maka perkara itu akan mendatangkan sebuah kebaikan bagi dirinya.” 
(Hadis riwayat Imam Muslim)

Abu Hurairah pernah bersama Rasulullah SAW menziarahi seorang yang menderita penyakit demam. Rasulullah bersabda kepada pesakit itu yang bermaksud: “Beritakanlah khabar gembira, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla pernah berfirman: Penyakit itu adalah api-Ku yang Aku timpakan kepada hamba-Ku yang mukmin di dunia ini supaya dia dapat selamat dari api neraka pada hari akhirat nanti.” 
(Hadis riwayat Imam Ahmad) 

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Apabila seseorang hamba itu sakit atau dalam perjalanan (musafir), maka akan dicatat baginya pahala perbuatannya seperti yang dia kerjakan ketika mukim dan dalam keadaan sihat.” 
(Hadis riwayat Imam al-Bukhari)

Wahab Munabih berkata: “Sesungguhnya umat sebelum kamu, apabila salah seorang di antara mereka tertimpa bala, dia menganggapnya sebagai kemewahan dan apabila dia mendapat kemewahan, dia menganggapnya sebagai bala.”

Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا؛ إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

“Tiada seorang muslim yg ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yg diperintahkan Allah : ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un wahai Allah berilah aku pahala pada yg menimpaku dan berilah ganti bagiku yg lbh baik darinya’; kecuali Allah memberikan kepada yg lbh baik darinya.”

Ummu Salamah berkata: “Tatkala Abu Salamah meninggal aku mengucapkan istirja’ dan mengatakan: ‘Ya Allah berilah saya pahala pada musibah yg menimpa saya dan berilah ganti bagi saya yg lbh baik darinya.’
Kemudian aku berpikir kira siapa orang yg lbh baik bagiku daripada Abu Salamah? mk tatkala telah selesai masa ‘iddah-ku Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin utk masuk di mana waktu itu aku sedang menyamak kulit Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melamarku.
Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah selesai dari pembicaraan aku berkata: ‘Wahai Rasulullah sebenar saya mau dilamar tapi saya seorang wanita yg sangat pencemburu. Saya khawatir anda akan melihat dari saya sesuatu yg nanti Allah akan mengazab saya karenanya. Saya jugaorang yg sudah berumur dan banyak anak.’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Adapun apa yg engkau sebutkan tentang sifat cemburu niscaya Allah akan menghilangkannya. Dan apa yg engkau sebutkan tentang umur mk aku juga sama . Dan yg engkau sebutkan tentang banyak anak mk anakmu adl tanggunganku.’
Aku berkata: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Rasulullah.’ Lalu beliau menikahiku.
Ummu Salamah berkata setelah itu: “Allah telah menggantikan untukku yg lbh baik dari Abu Salamah yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Sahabat Ibnu Mas’ud berkata: “Aku masuk kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam aku berkata: ‘Wahai Rasulullah sesungguh engkau sangat demam.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar sesungguh aku merasakan demam seperti demam dua orang di antara kalian.’ Aku berkata: ‘Yang demikian krn engkau mendapat pahala dua kali lipat.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Benar memang seperti itu. Tiada seorang muslim pun yg ditimpa sesuatu yg mengganggu sakit atau selain kecuali Allah akan mengampuni dosa seperti pohon yg merontokkan daunnya’.”

Yahya bin Mu'az pernah berkata:
"Wahai anak Adam, mengapa harus kamu menyesal terhadap sesuatu yang luput darimu yang tidak akan kembali lagi? mengapa pula kamu merasa gembira terhadap sesuatu yang kamu dapatkan, padahal kematian akan mengakhiri semuanya itu? Maka ketahuilah olehmu, bahawa keluh kesah ketika ditimpa musibah itu tidak akan dapat mengembalikan apa yang luput darimu, dan keluhan itu hanya akan menggembirakan musuh-musuhmu, dan bukankah musibah itu sudah merupakan kepastian dari Allah? Justeru itu, persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hal itu."

Sebahagian ulamak salaf berkata: 
Sungguh sangat menghairankan kami, bila kami melihat sebahagian manusia merasa terkejut apabila mereka ditimpa musibah. Tidakkah mereka sedar bahawa dunia ini sengaja diciptakan penuh dengan cubaan, tidakkah kesihatan yang ada pada diri seseorang itu dinanti oleh sakit? Masa muda dinanti oleh tua? yang ada dinanti oleh tidak ada? bernarlah sebagaimana yang diungkapkan oleh pensyair: Atas perkara-perkara inilah manusia akan berlalu, iaitu pertemuan, perpisahan, kematian, kelahiran, kegembiraan dan kesusahan.