Isnin, 14 Mac 2011

Sunatul Hayah



Hatinya lembut. Kata-katanya manis. Sikapnya santun. Tak pernah berdusta. Selalu berkata benar. Selalu menepati janji.Lebih memilih yang mudah. Meninggalkan yang susah.Memberi contoh amal kebaikan, sebelum menyuruh orang-orang melakukannya. Wajahnya memesona.Tampilannya sederhana, tapi tak hilangkan wibawa. Akhlaknya sangat mulia. Jauh dari sifat hina dan cela. Ia seorang ayah yang sayang pada anak-anaknya. Mesra dengan istri-istrinya. Akrab dengan menantu dan mertuanya. Memuliakan yang tua. Mengasihi yang muda. Menghormati tamu dan tetangga. Sangat kasih pada anak yatim. Penyambung silaturahim, pelindung si miskin, pembela orang papa. Penebus hutang. Sangat pemaaf. Walau pada orang yang menyakiti. Bahkan pada yang telah memerangi. Memuliakan wanita. Dengan derajat sangat tingginya. Melebihi posisi di lain agama. Akrab dengan anak-anak. Dekat dengan para sahabat.Sangat pemurah, selalu memberi sesiapa, Seperti angin semilir. Tak henti-hentinya berbuat baik. Membela yang terdzolimi. Membantu yang kekurangan. Menolong yang membutuhkan. Mengasihi yang teraniaya. Memberi yang tak punya. Memudahkan yang kesusahan. Menebus yang jadi tawanan. Tak pernah menyakiti. Meski terhadap musuh sekalipun. Berasal dari keturunan mulia. Keluarga mulia.Pribadi sangat mulia. Memilih hidup sederhana , ketimbang kaya raya dengan harta. Memilih rumah bersahaja, Ketimbang gemerlap mewah istana. Mengalah untuk kemaslahan yang besar. Tegas dalam perkara mendasar. Disenangi kawan. Disukai lawan. Tak pernah berlebihan. Walau dalam peribadahan. Sangat peduli pada kebaikan.Sungguh pribadi idaman, penuh pesona kesempurnaan. Benar-benar sosok rahmatan lil ‘alamin. Rahmat bagi semesta alam.

Al-Amin, itulah julukannya. Artinya orang yang dipercaya. Julukan yang diberikan masyarakat jahiliyah. Sebelum Islam datang. Saat masyarakat bergelimang maksiat. Al-Amin, Seorang pemuda biasa, namun berakhlak luar biasa, yang kemudian dipilih Allah sebagai Nabi akhir zaman. Mendapat predikat dalam Al-Qur’an, sebagai Uswatun Hasanah. Contoh Teladan. Untuk seluruh umat manusia. Sepanjang zaman. Duhai.., dapatkah kau bayangkan, seperti apa orang yang memiliki kepribadian seperti itu. Sempurna di segala sisi. Tak ada kelemahan dalam akhlaknya. Benar-benar sosok teladan. Pribadi idaman. Kini, bisakah kau jawab kawan..? Pertanyaan sederhana saja. Mungkinkah orang se-sempurna itu mempunyai musuh..?mungkinkah orang selembut itu dikasari? adakah manusia sebaik itu tidak disenangi? Jawabannya pasti kita sepakat. Bahwa ia banyak memiliki musuh. Bahwa ia sering dikasari. Dan beliau-pun tidak disenangi. Siapakah orang-orang yang memusuhi dan tidak menyukai Baginda Nabi SAW? Bukankah ia mengalami ujian luar biasa. Dicaci maki. Difitnah dengan keji. Dikasari dengan lemparan batu. Hingga lembam dan berdarah di sekujur tubuh. Diboikot hingga tak dapat makanan tiga tahun lamanya. Diancam. Diusir. Diperangi. Apa yang kurang dari segala bentuk kedzoliman terhadap pribadi idaman. Santun dan penuh kasih sayang ini. Semua jenis penderitaan Ia alami. Segala macam kesulitan Ia lalui. Aneka kesakitan ia rasakan.Itu sebuah ketentuan sahabat. Sebuah sunatul hayah. Sunah dalam kehidupan.

(Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan saja mengatakan ‘kami telah beriman’ padahal kamu belum diuji oelh Allah..?* QS. 29 :1-2)



Sahabat… setiap kita akan mengalami sunatul hayah. Maka, Jangan merasa salah dengan sikap orang yang menyalahkan. Jangan merasa sendiri saat orang lain meninggalkan. Jangan bersedih saat diri jadi gunjingan. Jangan pesimis melihat aneka kemaksiatan. Jangan lemah kala ujian menimpa. Jangan kalut saat rizki kita luput.Karena semua itu tak mungkin dihindari. Karena semua sudah dalam suratan. Setiap jiwa akan mati. Setiap jiwa mengalami takdirnya sendiri-sendiri. Ada ujian yang akan menghampiri. Cobaan yang mengikuti. Allah memberi ujian berupa harta, tahta dan wanita. Allah jadikan fitnah anak, istri dan keluarga. Karena itulah sesungguhnya hakekat kehidupan dunia.

Dan Nabi sang teladan. Rasul akhir zaman. Hamba kesayangan. Manusia pilihan. Pun, mendapat ujian. Kesakitan. Penderitaan. Kesedihan. Kesendirian. Kesepian. Keguncangan. Fitnahan. Gunjingan. Pemboikotan. Pengusiran. Penipuan. Pengkhianatan. Pembunuhan. Peperangan.

Duhai jiwa yang lemah… segeralah menuju maghfiroh dan ampunan Allah. Teguhlah senantiasa dalam kebenaran. Tegar dalam ujian.Istiqomah dalam kehidupan. Sampai ruh meninggalkan badan. Akhir kehidupan.