Jumaat, 1 April 2011

gurauan yang jujur..

Dari Anas bin Malik ra., Nabi SAW bersabda kepadanya :
"Wahai orang yang punya dua telinga." Abu Usamah berkata : "Maksudnya: mencandainya.."
(HR. Bukhari)

Dari Anas ra., yang lainnya, dia berkata, "Tidaklah Rasulullah SAW membaur kepada kami hingga beliau berkata kepada adikku, "Wahai Abu Umair! Apa yang telah dilakukan Nughair (burung pipit)?"
(HR. Muslim)

Abu Yahya berkata, "Pemahaman hadits ini adalah bahawasanya Nabi SAW pernah bergurau. Dalam hadits ini, beliau memberi julukan (kuniyah) kepada anak kecil, dan berkata kepadanya, "Wahai Abu Umair." Di dalamnya beliau juga tidak mempersoalkan untuk memberi anak kecil burung agar dia bermain dengannya. Sesungguhnya Nabi SAW berkata kepadanya, "Wahai Abu Umair! Apa yang telah dilakukan burung pipit?" Karena anak itu punya burung pipit yang diajaknya bermain, lalu ternyata burung itu mati, sehingga dia pun bersedih. Lalu Nabi mencandainya dan berkata, "Wahai Abu Umair, apa yang telah dilakukan burung pipit?"

Dari Anas bin Malik ra., bahwasanya ada seorang lelaki meminta tunggangan kepada Rasulullah SAW. Kemudian beliau menjawab, "Aku akan menaikkanmu di atas anak unta!" Orang bertanya, "Apa yang bisa aku perbuat dengan anak unta?" (Mana mungkin anak unta kuat saya tunggangi, karena masih kecil, pent.) Maka Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah unta dewasa juga merupakan anak unta betina?"
(HR. At-Thirmidzi, Abu Daud dan yang lainnya)

Dari Anas ra., yang lainnya, bahwasanya pernah ada seorang lelaki dari penduduk kampung bernama Zahir. Dia telah menghadiahkan kepada Nabi SAW hadiah dari kampung, lalu Nabi mempersiapkannya. Sewaktu dia ingin keluar, Nabi SAW., bersabda, "Sesungguhnya Zahir adalah penduduk kampung kami, dan kami adalah penduduk kotanya." (Al-Badi adalah orang yang bertempat tinggal di kampung, sedangkan al-hadhir adalah orang yang bertempat tinggal di kota). Konon, Nabi SAW., sangat menyukainya, dan dia adalah seorang lelaki yang buruk rupa.

Pada suatu hari Nabi SAW mendatanginya, dia sedang menjual barang dagangannya. Lalu Nabi SAW mendekapnya dari belakang, sedangkan dia tidak bisa melihat beliau. Dia bertanya, “Siapakah ini? Lepaskanlah aku." Kemudian dia berpaling dan ternyata Nabi SAW. Maka, dia pun berusaha melepaskan apa yang melekatkan punggungnya dengan dada Nabi SAW sewaktu dia mengetahuinya. Nabi lalu berkata, "Siapakah yang membeli hamba ini?" Dia pun berkata, "Wahai Rasulullah! Kalau begitu, demi Allah, engkau mendapatiku tak laku." Nabi SAW bersabda, "Akan tetapi, tidaklah kamu tidak laku di sisi Allah." Atau beliau bersabda, "Kamu adalah mahal di sisi Allah."
(HR. ath-Thirmidzi)

Dari al-Hasan ra., dia berkata, "Telah datang seorang wanita lanjut usia kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah! Berdoalah kepada Allah agar memasukkanku ke dalam surga." Nabi bersabda, "Wahai Ummu fulan! Sesungguh¬nya surga itu tidak dimasuki wanita lanjut usia.” Hasan berkata, "Lalu wanita itu berpaling dan menangis." Kemudian Nabi SAW bersabda, "Kabari dia bahwasanya dia takkan masuk surga, dalam kondisi lanjut usia. Sesungguhnya Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya." (Al-Waqi'ah: 35-37).






Tiada ulasan:

Catat Ulasan